Selasa, April 1

Jakarta

Gerhana Matahari sebagian 29 Maret 2025 akan berbarengan dengan supermoon. Yang bikin unik, gerhana ini punya julukan Tanduk Setan. Ini penjelasannya.

Di tanggal ini, Bulan akan memasuki perigee, yaitu titik dalam orbit elips yang membuatnya paling dekat dengan Bumi. Disebut supermoon atau purnama super, karena Bulan akan muncul di langit sebagai bola bercahaya yang lebih besar dari biasanya, dan menyajikan beberapa peluang astrofotografi yang luar biasa.

Apa itu Gerhana Tanduk Setan

Dikutip dari Science Alert, Kamis (27/3/2025) Gerhana Tanduk Setan adalah kondisi gerhana matahari yang terjadi saat sedang ada fase bulan baru. Sehingga akan memunculkan matahari sabit yang mirip tanduk setan. Begini penjelasan kronologi waktunya.


Supermoon 29 Maret 2025 terjadi selama fase baru Bulan, saat sisi malamnya menghadap langsung ke Bumi. Bulan akan benar-benar gelap, hanya terlihat di wilayah yang langit malamnya tidak tertutup oleh cahaya buatan di permukaan Bumi.

Supermoon saat fase Bulan baru umumnya dianggap biasa. Namun peristiwa kali ini istimewa, karena di hari yang sama, belahan Bumi Utara akan mengalami gerhana Matahari sebagian, saat Bulan melintas di depan Matahari, sehingga sebagian cakramnya tertutup.

Hasilnya adalah Matahari sabit yang jarang terlihat. Pada beberapa fase, gerhana Matahari sebagian ada yang membentuk wujud mirip dengan kue yang digigit, namun di dunia barat ada juga yang melebih-lebihkannya menyebutnya ‘Devil’s Horns’ karena menyerupai sepasang tanduk di langit. Karenanya, gerhana Matahari sebagian yang wujudnya seperti itu biasanya disebut sebagai ‘Gerhana Tanduk Setan’.

Supermoon

Supermoon pun sebenarnya cukup umum karena akibat perubahan jarak antara Bumi dan Bulan. Jarak rata-rata antara keduanya adalah 384.400 kilometer. Namun bentuk yang ditelusuri Bulan di sekitar Bumi bukanlah lingkaran melainkan oval, yang berarti terkadang lebih dekat (perigee) dan terkadang lebih jauh (apogee).

Jarak rata-rata perigee adalah 363.396 kilometer, sedangkan jarak rata-rata apogee adalah 405.504 kilometer. Ada sekitar 12 hingga 13 perigee Bulan setiap tahunnya, tetapi tidak setiap perigee adalah supermoon.

Tidak ada definisi astronomi yang tepat untuk istilah ‘supermoon’. Istilah ini hanya digunakan untuk menggambarkan Bulan purnama atau Bulan baru pada perigee.

Pada supermoon kali ini, ada tiga hal yang terjadi, dan semuanya tidak terjadi secara bersamaan. Puncak Bulan baru akan terjadi pada 29 Maret pukul 10:58 UTC. Puncak perigee, saat Bulan berada pada jarak 358.128 kilometer dari Bumi, akan terjadi pada 30 Maret pukul 05:26 UTC.

Waktu terjadinya gerhana terbesar akan mendekati Bulan baru, pada pukul 10:47:18 UTC. Bayangan yang dihasilkan oleh Bulan akan menyapu dari Afrika barat laut, melintasi AS timur laut, Kanada timur, Greenland, dan sebagian Eropa serta Rusia.

Indonesia kebetulan bukan termasuk wilayah yang dilewati fenomena ini. Tapi jangan khawatir, kalian bisa menonton peristiwa menakjubkan ini melalui siaran langsung sejumlah kanal astronomi, salah satunya YouTube Royal Museums Greenwich, yang disematkan di bawah ini.

Tiga supermoon baru yang tersisa di tahun 2025 akan terjadi pada 27 April, 27 Mei, dan 25 Juni. Sayangnya, tidak ada gerhana Matahari pada tanggal-tanggal tersebut.

(rns/fay)

Membagikan
Exit mobile version