Rabu, April 2


Jakarta

Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 7,7 mengguncang wilayah Myanmar bagian tengah. Gempa besar ini terasa hingga Thailand dan China.

Yangon Times melaporkan gempa membuat menara pengawas lalu lintas udara di bandara Naypyitaw runtuh, dan menewaskan semua orang yang berada di dalam menara pengawas.

“Operasional di bandara Naypyitaw dan Mandalay telah ditutup,” tulis Yangon Times seperti dilansir dari The Strait Times, mengutip sumber dari junta militer yang berkuasa.


Beberapa gedung kementerian, termasuk yang menampung Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Tenaga Kerja, di Naypyitaw juga runtuh, menewaskan banyak orang, termasuk sekretaris tetap Kementerian Tenaga Kerja dan beberapa pejabat asing, menurut Yangon Times.

Media lokal juga melaporkan bahwa dua orang tewas setelah sebuah hotel hancur menjadi puing-puing di kota Aung Ban di negara bagian Shan.

Sementara itu sekelompok wartawan berada di Museum Nasional di Naypyitaw ketika gempa bumi terjadi. Pecahan-pecahan jatuh dari langit-langit saat gedung mulai berguncang. Staf berseragam berlari keluar, beberapa gemetar dan menangis, yang lain meraih ponsel untuk mencoba menghubungi orang-orang terkasih.

Jalan-jalan di dekatnya tertekuk dan rusak akibat gempa, dan rute menuju salah satu rumah sakit terbesar di kota itu macet dengan lalu lintas. Rumah sakit itu menjadi “daerah yang banyak korbannya” setelah gempa, kata para pejabat Myanmar.

Junta militer Myanmar langsung menetapkan keadaan darurat untuk sedikitnya enam wilayah setelah gempa bumi dahsyat berkekuatan Magnitudo 7,7 mengguncang negara itu. Junta Myanmar juga mengajukan permintaan langka untuk bantuan kemanusiaan internasional.

Laporan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut pusat gempa berada di area berjarak 16 kilometer sebelah barat laut kota Sagaing, Myanmar. Pusat gempa ada di kedalaman 10 kilometer dari permukaan Bumi.

(ddn/bnl)

Membagikan
Exit mobile version