Jumat, Oktober 25


Jakarta

Saat kunjungan ke Australia, Raja Charles disuguhi menu yang penamaannya salah. Kesalahan ini tidak bisa dianggap enteng karena terkait aturan yang berlaku.

Beberapa makanan perlu ditulis atau disebut dengan tepat, terutama makanan tradisional di suatu negara. Pasalnya, beberapa negara memiliki hukum atau aturan terkait penyebutan makanan tersebut. Jika salah, bisa terkena sanksi atau bahkan dipenjara.

Salah satu contohnya biskuit ‘Anzac’ khas Australia yang namanya tidak boleh digunakan untuk bisnis, tidak boleh diubah resep asli pembuatannya, hingga tidak boleh disebut dengan nama lain. Jika melanggar, maka dapat dikenakan hukuman penjara 12 bulan.


Namun, belum lama ini nama biskuit tersebut diduga ditulis dengan penamaan yang salah. Parahnya lagi, biskuit yang ditulis salah ini disuguhkan kepada Raja Charles yang sedang menghadiri acara di Australia.

Melansir news.com.au (22/10/2024), pada Senin malam, pemerintah federal menyelenggarakan acara parlemen untuk Raja Charles III dan Ratu Camilia sebagai bagian dari kunjungan kerajaan mereka ke Australia.

Acara yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Australia ini digelar di aula besar dan para tamu disuguhi berbagai hidangan. Jika melihat foto menu yang tersebar secara online, para tamu disuguhkan dengan pilihan canape gurih dan manis, termasuk crab cake, arancini, dan cheese cake.

Namun, ada satu menu yang menarik perhatian sekaligus memicu amarah warga Australia. Menu itu adalah biskuit Anzac yang diberi label salah. Bukan ditulis sebagai biskuit, melainkan dalam menu tersebut hidangan ini ditulis sebagai Anzac cookies (kue kering).

Berikut menu dengan penulisan biskuit Anzac yang salah. Foto: Sarah Haar/X / news.com.au. 7news.com

Kesalahan penulisan itu secara teknis dapat dianggap sebagai ilegal. Berdasarkan peraturan pemerintah Australia, biskuit Anzac tidak boleh menyimpang secara substansial dari resep dan bentuk yang diterima secara umum, dan harus disebut sebagai Anzac biscuit atau Anzac slice, bukan Anzac cookie.

Penyalahgunaan pedoman ini dapat mengakibatkan hukuman finansial atau hukuman penjara hingga 12 bulan jika memang ditemukan kesalahan yang tidak sesuai Undang-Undang Perlindungan Negara ‘Anzac’ tahun 1920, lapor 7news.com (22/10/2024).

Penggunaan kata ‘Anzac’ dalam kegiatan resmi atau korporat juga memerlukan persetujuan langsung dari Menteri Veteran dan Personel Pertahanan, kecuali jika memang digunakan pada tanggal perayaan hari Anzac atau Anzac day yang diselenggarakan setiap 25 April.

Kejadian ini dikecam banyak orang di dunia maya, dengan beberapa orang menyebutnya sebagai tindakan yang keji dan ilegal.

Seorang netizen berkomentar, “Permisi, apa itu ‘cookie’ Anzac?”

“Memalukan, jelas itu merupakan kekeliruan,” ujar netizen lain.

“Mereka menghina karena menyebutkan cookles padahal itu biskuit Anzac,” komentar netizen lain.

Anzac biscuit merupakan makanan khas Australia yang menjadi favorit warga di sana. Terbuat dari oat, mentega, tepung, gula, baking soda, golden syrup, air panas, dan kelapa. Adonannya juga tidak menggunakan telur dan memiliki tekstur yang agak keras.

Biskuit Anzac merupakan biskuit khas Australia yang punya peraturan cukup ketat terkait resep dan penamaannya. Foto: Sarah Haar/X / news.com.au. 7news.com

Mengutip detik.com (14/105/2024), biskuit ini menjadi simbolik atas apa yang terjadi pada peristiwa tahun 1915.

Saat itu terjadi aksi besar pertama tentara Anzac yang melawan kekaisaran Ottoman, sekutu Jerman pada perang dunia I. Kejadian tersebut merenggut lebih dari 25.000 korban jiwa, termasuk korban dari Australia sebanyak 8.700 mengalami kematian.

Hal itu yang menyebabkan nama dari kue ini tidak boleh digunakan sebagai bisnis komersial, bahkan resepnya tidak boleh diganti.

(aqr/adr)

Membagikan
Exit mobile version