Senin, September 30


Jakarta

Sebuah kedai nasi ayam mendadak viral akibat ulah salah satu pelanggannya. Hanya karena hal ini ia nekat membuat keributan yang tak bisa dihindari.

Tidak ada yang lebih mengecewakan daripada kehabisan atau gagal mendapatkan keinginan. Tetapi sebagai orang dewasa, sudah sewajarnya menerima hal-hal tersebut walaupun tak sesuai ekspektasi.

Apalagi ketika hendak mengantre makanan yang laku keras sebaiknya tidak menaruh ekspektasi terlalu tinggi. Jangan sampai hanya karena masalah sepele membuat keributan yang tidak diperlukan.


Seperti kejadian viral yang dialami oleh pemilik kedai nasi ayam yang terkenal. Masuk ke dalam daftar Michelin guide, kedai ini selalu ramai diantre pelanggan.

Gegara nasi ayam habis tiga orang pelanggan ngamuk dan bikin keributan. Foto: Stomp

Melansir Stomp (18/6) bahkan pada suatu hari kedai ini berhasil tutup lebih cepat karena menjual habis makanan dalam 7 jam saja. Kedai bernama Sin Kee Chicken Rice memang populer dengan hidangan nasi ayamnya yang gurih dan otentik.

Tetapi mengetahui cepatnya makanan mereka habis dalam waktu yang tidak seperti biasanya, pemilik kedai tak langsung pulang. Ia tetap menunggu di dalam kedai untuk menginformasikan dan meminta maaf kepada pelanggan yang baru datang namun kehabisan.

Leong, selaku pemilik kedai, mengatakan bahwa akhir-akhir ini kedai yang telah berdiri sejak 1970an tersebut memang tengah laris manis. Tetapi ada kejadian mengecewakan yang dialaminya saat kehabisan makanan di kedai.

Pada suatu sore, ada sekitar tiga orang pelanggan yang datang untuk memesan. Leong menginformasikan bahwa nasi ayam mereka telah habis dan meminta maaf atas hal tersebut.

Pemilik kedainya bahkan kesulitan untuk mengatasi pelanggan tersebut. Foto: Stomp

Ia bahkan sempat memberikan kartu nama dan nomor teleponnya untuk pelanggan itu kembali di lain waktu atau ingin memesan untuk disisakan beberapa porsi sesuai pesanannya. Tetapi saran Leong tak diindahkan.

Tiga pelanggan tersebut sontak marah-marah dan berteriak memaki Leong dan tiga pekerja kedai lainnya. Tak berhenti di sana, orang-orang yang ada di sekeliling dan ikut mengantre juga tak lepas dari amarahnya.

“Mereka sebenarnya hanya mengekspresikan rasa takutnya karena tidak kebagian makanan kami yang mereka inginkan. Tetapi itu sangat berlebihan,” kata Leong.

Alhasil keributan di Margaret Drive Hawker Centre, Singapura sulit dihindari. Bahkan untuk melerai dan menenangkan pelanggan itu Leong membutuhkan bantuan petugas keamanan.

(dfl/odi)

Membagikan
Exit mobile version