Rabu, September 18


Pangandaran

Gara-gara ramai isu soal gempa dahsyat Megathrust, 50% wisatawan yang sudah memesan perjalanan ke Pangandaran membatalkan rencana liburan mereka!

Beredarnya isu gempa Megathrust yang berpotensi terjadi di Pangandaran ternyata sangat berdampak negatif terhadap okupansi hotel dan jasa pariwisata di sana.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Pangandaran, Agus Mulyana mengatakan, isu Megathrust berpengaruh terhadap okupansi hotel di Pangandaran.


“Sebenarnya, kalau mereka (pengunjung) paham, sebetulnya itu potensi, tapi tidak bisa diprediksi,” kata Agus, Senin (9/9/2024).

Terkait turunnya okupansi, Ia belum bisa memastikan secara pasti. Tapi, persentasenya tidak terlalu signifikan.

“Mungkin, sekitar antara 20 sampai 21 persen lah. Tapi, saya belum menerima persis berapa yang cancel ke hotel akibat isu Megathrust,” katanya.

Ia pun tidak merinci hotel mana saja yang mengalami penurunan secara signifikan. Pengunjung atau tamu yang batal ke Pangandaran, kemudian mereka mengalihkan tujuan untuk berwisata ke daerah-daerah lain.

Untuk langkah-langkahnya, PHRI Kabupaten Pangandaran berencana berkonsolidasi kepada BPBD dan BMKG, terkait informasi megathrust. Ia berharap dari pemerintah daerah dan lembaga yang resmi mengeluarkan statemen untuk mengantisipasi hal tersebut.

“Supaya memberikan informasi yang jelas. Kan, yang paling sulit itu ketika informasi digoreng di isu hoax itu,” ucap Agus.

“Kalau Mitigasi, dari awal juga mereka (pelaku usaha hotel dan restoran) sudah paham. Untuk simulasi, waktu itu kita juga sudah kerjasama dengan BPBD,” ujarnya.

Salah satu pengelola biro perjalanan pariwisata di Pangandaran, Amin mengaku mengalami pengurangan jumlah pengunjung yang akan ke Pangandaran. Meskipun tidak batal, tetapi ada pengurangan jumlah orang yang berangkat.

“Iya beberapa waktu lalu ada yang niatnya 300 orang, yang batal hampir 50%,” kata dia.

Selain itu, adapun tamu yang menanyakan dengan kekhawatiran berlebih. “Ya ada yang khawatir juga, kan kita gak bisa maksa,” ucapnya.

Untuk memberikan kepercayaan, kata dia, setiap kali ada yang menanyakan isu tersebut, pihaknya terus memberikan edukasi kepada wisatawan.

“Ya saya beritahu aja hal-hal yang berkaitan dengan kondisi tersebut. Karena kan ini potensi, tidak bisa diprediksi,” katanya.

Pengelola jasa pariwisata lainnya, Rama ikut merasakan kondisi akibat beredarnya isu Megathrust yang beredar saat ini. Ia pun mengaku menerima beberapa tamu yang batal.

“Iya ada yang batal, tapi perbandingannya tidak sebanyak yang jadi. Cuman ada pengurangan tamu. Ya tadi sama, dari 600 orang jadi setengahnya bahkan hanya beberapa saja,” ucap dia.

——–

Artikel ini telah naik di detikJabar.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version