Kamis, Mei 16

Jakarta

Robot mirip ular dan drone mini telah menjelajah jauh ke dalam reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi di Jepang. Seperti yang ditunjukkan dalam gambar terbaru, operasi pembersihan masih harus dilakukan meski fasilitas ini sudah mati sejak hancur akibat gempa dahsyat 13 tahun lalu.

Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO), perusahaan yang mengoperasikan PLTN dan menjalankan program dekomisioningnya, melakukan penyelidikan internal terbaru terhadap reaktor Unit 1 Fukushima pada Maret 2024.

Unit 1 merupakan episentrum bencana saat terjadi kehancuran pada 11 Maret 2011. Gempa yang diikuti tsunami membanjiri generator cadangan, memutus aliran listrik ke pompa yang terus-menerus menyiram inti reaktor dengan cairan pendingin. Panas yang hebat menumpuk dan akhirnya terjadi kehancuran total, melepaskan sejumlah radiasi berbahaya ke lingkungan sekitar.


Dalam langkah terbaru mereka untuk membersihkan area tersebut, TEPCO mengirimkan robot ke dalam reaktor ini untuk memeriksa inti dan bahan bakar nuklirnya yang meleleh. Tujuan mereka adalah mempelajari kondisi bahan bakar bekas untuk memfasilitasi pembuangannya sehingga pembangkit listrik dapat dinonaktifkan. Ini menandai pertama kalinya mereka berhasil kembali dengan gambar dari dalam alas reaktor Unit 1.

TEPCO masih mencoba mengidentifikasi struktur mirip gumpalan oranye di gambar ini, namun kemungkinan besar itu adalah bahan bakar atau peralatan yang meleleh. Foto: TEPCO

Jauh di dalam Unit 1, robot mengambil gambar yang tampak mencurigakan. Setelah diteliti lebih jauh, rupanya gambar tersebut menunjukkan adhesi seperti es dan benda seperti gumpalan yang tergantung di dinding reaktor. Ciri-ciri yang tidak biasa ini kemungkinan besar disebabkan oleh bahan bakar atau peralatan yang meleleh selama krisis yang sangat panas, namun menjadi padat ketika kemudian didinginkan.

“Informasi yang sangat berguna telah diperoleh,” kata seorang pejabat TEPCO pada konferensi pers pada 18 Maret, dikutip dari media Jepang, Asahi Shimbun.

Unit 1 bukan satu-satunya bagian Fukushima yang perlu dibersihkan. Ledakan juga terjadi di reaktor Unit 2 dan Unit 3. Unit 4 juga rusak akibat ledakan dari Unit 3, meski saat itu tidak ada bahan bakar di dalam reaktor. Diperkirakan ketiga reaktor yang terkena dampak tersebut mengandung sekitar 880 ton puing bahan bakar yang meleleh, yang kesemuanya diharapkan dapat dihilangkan oleh TEPCO selama upaya dekomisioningnya.

Fukushima DaiichiGambar lain di reaktor Unit 1 Fukushima Daiichi. Foto: TEPCO

Penonaktifan PLTN Fukushima Daiichi telah mengalami kemajuan sejauh ini. Pada tahun 2023, mereka akhirnya melanjutkan rencana kontroversial mereka untuk membuang air hasil olahan dari bencana nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik, yang menandai tonggak sejarah penting dalam upaya pembersihannya.

Namun, banyak kemunduran yang terjadi. Pada tahun 2017, reruntuhan Fukushima dijuluki sebagai kuburan robot karena banyaknya wahana yang dikendalikan dari jarak jauh yang rusak di dalam fasilitas iradiasi.

TEPCO mengatakan bahwa penutupan penuh pabrik tersebut akan membutuhkan waktu 30 hingga 40 tahun. Namun para kritikus mengatakan bahwa hal ini merupakan sebuah optimisme yang naif.

Simak Video “Rusia Klaim Ukraina Serang Pembangkit Nuklir di Zaporizhzhia
[Gambas:Video 20detik]

(rns/rns)

Membagikan
Exit mobile version