Jumat, Oktober 18

Jakarta

Tampil di depan ribuan pendukungnya, tiga wakil Indonesia di FFWS SEA 2024 Fall gagal mempersembahkan gelar juara. Padahal semua sudah dikerahkan, tapi hasilnya belum memuaskan.

“Yang terjadi (di grand final) adalah kita terlalu naif. Kita menduga Thailand akan terperangkap sama strategi kita,” ungkap Pelatih Bigetron Delta, Christian Jonathan Pascoal alias Chrisjo di Surabaya Convention Center, Pakuwon Trade Center, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (15/10/2024).

Namun dirinya menegaskan, Bigetron Delta tidak bermaksud untuk meremehkan. Tapi di sini Chrisjo mengira tim Thailand bisa masuk ke perangkap yang telah mereka ciptakan.


“Nggak (meremehkan), lebih ke arah kita berhasil untuk nge-fake strategi kepada mereka dan kita mau coba lagi yang kedua kalinya. Ternyata mereka sudah antisipasi, bahkan lebih ada yang nekat, pemikirannya juga sama, jadi mereka juga membalikkan kita,” kata Chrisjo

Dari situ ia mengaku mendapatkan banyak pelajaran selama babak pamungkas. Dirinya pun menyadari kalau tim Thailand level pemikirannya bukan di bawahnya, tapi setara. Menurutnya, mereka tidak bisa dijebak dengan mudah.

Chrisjo membeberkan, sebenarnya gaya bermain yang biasa Bigetron Delta terapkan, tidak dilakukan. Mereka hanya mengumpulkan banyak kill, tanpa mengantongi Booyah.

Cuma memang ia bilang sementara ini belum mengetahui secara spesifik, apa kendala utamanya. Sebab Chrisjo bilang faktornya cukup banyak.

“Kita nggak menduga terlalu banyak, kita terlalu sempit. Itu yang membuat kita terbatas ya, sehingga ada kesulitan di situ,” ungkap Chrisjo.

Hal serupa juga dialami oleh wakil Indonesia lainnya, RRQ Kazu. Sang pelatih, Adi Gustiawan alias Ady, belum bisa membawa anak-anak asuhnya mengangkat piala.

Ia bilang kalau kematian mereka terlalu cepat di dua game menjadi salah satu alasannya. Selain itu Ady mengatakan ada beberapa hal yang tidak diprediksi tapi malah terjadi.

Terlepas dari itu, sebenarnya RRQ Kazu sudah mengerahkan semua kemampuannya. Namun memang hasil masih tetap sama, yakni tidak bisa menjadi juara. Terkait itu, Ady pun bingung kenapa bisa begitu.

“Hasilnya masih tetap sama ya gimana ya, nggak bisa dijelasin juga. Karena saya pribadi pun bingung. Apa lagi sebenarnya yang salah. Jadi ya kita coba perbaiki (season ini) dari season kemarin, season kemarin kita perbaiki dari season yang lalu, tapi hasilnya tetap sama, progresnya ada tapi sedikit. Jadi perlu pembelajaran lagi lah dari kitanya,” ungkap Ady.

Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, gelar juara FFWS SEA 2024 Fall didapatkan oleh Buriram United Esports, salah satu wakil Thailand. Wassana dan kawan-kawannya juga memperoleh hadiah uang tunai USD 100 ribu atau sekitar Rp 1,5 miliar, dan satu tiket untuk tampil di FFWS Global Final 2024 di Brasil, pada November 2024.

(hps/fay)

Membagikan
Exit mobile version