Rabu, Oktober 9


Jakarta

Untuk menumbuhkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, medium percepatannya memiliki banyak lini. Dan salah satunya bisa melalui film.

Itu adalah upaya memperkenalkan pariwisata lokal dan juga peningkatan ekonomi kreatif. Salah satunya melalui film Dedare karya sineas lokal yang memberi gambaran tentang cerita-cerita yang berlatar di Desa Sasak, Lombok.

“Film Dedare ini adalah film yang mengangkat seorang gadis desa di Sasak, Lombok. Kami berharap film ini dapat menjadi sebuah media yang paling efektif untuk menyampaikan banyak sekali cita-cita tentang budaya kita serta pariwisata ke kancah global atau internasional,” terang Executive Producer duabelasbros, Yudi Tukitaty dalam temu jurnalis mingguan di Kemenparekraf, Senin (7/10/2024).


“Jadi with movies we think we can attract global audience and it’s very interesting story dari Indonesia yang bisa kita angkat,” lanjutnya.

Menyambung hal itu, Seprianto Maulana yang juga executive producer dalam proyek ini menginginkan untuk terus bisa berkolaborasi dengan seluruh filmaker Indonesia, tidak hanya yang sudah terkenal.

Dan ke depannya bisa membantu ekonomi kreatif lokal untuk lebih berkembang, karena potensi-potensi kekayaan budaya dan alam Indonesia begitu banyak dan indah.

“Yang mana sekarang kan kita tahu Indonesia sudah ada di posisi 3 besar dunia, nah ini kita berharap nantinya ketika film Indonesia bisa semakin banyak, banyak sekali filmaker-filmaker lokal yang muncul bukan hanya di tingkat nasional tapi internasional. Ya kita berharap nantinya Indonesia tidak lagi di peringkat ketiga tapi bisa menyalip Korea Selatan di posisi kedua,” ujarnya.

Producer Film Dedare, Ahmad Siladandi, mengucapkan rasa terima kasihnya untuk kesempatan memberikan karya lokal akan nantinya bisa dinikmati oleh nasional bahkan internasional.

“Ini sebuah kesempatan untuk teman-teman di daerah ini untuk bisa berkembang dan mengenal lagi industri, terlebih industri film,” ungkap Ahmad.

Sebagai informasi, Film Dedare merupakan garapan rumah produksi Ruang Tengah Kreatif yang merupakan komunitas filmaker dari Mandalika, mereka telah dibina melalui program Aksilirasi yang akhirnya bisa menelurkan sebuah karya.

“Ini merupakan bentuk outcome dari Aksilirasi dan Fesbul (Festival Bulan-bulanan), karena kita tahu Ruang Tengah ini dibina oleh Aksilirasi kemudian Fesbul. Dan ini hasilnya mereka mendapat kepercayaan dari duabelasbros,” jelas Amin.

(msl/msl)

Membagikan
Exit mobile version