Bangkok –
FIFA menunda pengambilan keputusan perlu tidaknya mengeluarkan Israel dari sepakbola internasional hingga Juli mendatang. Mereka perlu berkonsultasi terkait masalah hukum yang ada dengan pihak eksternal.
Seperti diberitakan The Athletic, desakan untuk mengucilkan Israel datang dari Presiden Federasi Sepakbola Palestina (PFA), Jibril Rajoub dalam kongres tahunan FIFA di Bangkok, Jumat (17/5/2024).
Ia menekankan perlunya FIFA berpihak dengan sejarah. Tak hanya itu, ia juga mengacu kepada sanksi yang pernah diberikan FIFA kepada Afrika Selatan di era Apartheid, Yugoslavia, dan terbaru Rusia yang sudah menginvasi Ukraina sejak awal 2022.
“Apakah FIFA menilai beberapa perang tertentu lebih penting dari yang lainnya dan korban-korban tertentu juga lebih signifikan?” ujar Rajoub.
Ia menegaskan bahwa lebih dari 250 atlet Palestina, mayoritas pesepakbola, telah terbunuh di Gaza dan beberapa stadion rusak berat. Ia juga memprotes lagi kehadiran enam tim Liga Israel yang bermarkas di wilayah Palestina karena melanggar aturan FIFA.
PFA sendiri mendapat dukungan penuh dari Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) yang pernah mengeluarkan Israel dari keanggotaan pada 1974, yang kemudian bergabung dengan UEFA sejak 1992.
Israel sendiri merasa disudutkan dengan desakan PFA. Presiden IFA Shino Moshe Zuares membahas jasanya telah menyetujui PFA bergabung dengan FIFA pada 1998. Ia juga mengatakan harapan agar kedua tim bisa saling bertemu dalam laga internasional.
Suasana yang panas itu akhirnya ditengahi Presiden FIFA Gianni Infantino yang menyatakan hanya FIFA Council, yang terdiri dari 37 ofisial senior, yang bisa memutuskan untuk memberi sanksi kepada anggota.
Infantino berkilah bahwa FIFA hanyalah organisasi sepakbola, sedangkan konflik Israel dan Palestina merupakan sesuatu yang sejak lama sulit ditangani Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun ia menyadari ini adalah situasi serius.
Infantino menegaskan FIFA Council akan mengadakan rapat luar biasa sebelum 20 Juli mendatang untuk menuntaskan masalah ini. Israel diketahui akan berpartisipasi di ajang sepakbola putra Olimpiade Paris 2024, yang dimulai 24 Juli.
Ia mengatakan “penilaian hukum harus mempertimbangkan masukan dan klaim dari kedua asosiasi anggota” dan rekomendasinya akan diteruskan kepada anggota dewan sebelum pertemuan mereka digelar.
(adp/adp)