Selasa, Juli 2


Jakarta

Pantai Lagoon di kawasan Ancol ramai dikunjungi masyarakat yang asyik mengisi waktu libur. Mereka nonton Festival Layang-layang dengan berbagai ukuran.

Walupun cuaca tak terlalu mendukung, namun beberapa layang-layang berhasil untuk terbang di langit Ancol. Festival Layang-layang 2024 ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun DKI Jakarta yang ke-497.

Kegiatan ini diselenggarakan mulai dari 22 Juni lalu sampai 7 Juli 2024 mendatang. Peserta Festival Layang-layang ini diikuti bukan hanya dari Indonesia saja, tetapi juga dari berbagai negara lainnya seperti Malaysia, Singapura, Vietnam hingga Polandia.


Koordinator Acara Jakarta International Kite Festival 2024, Mirna Indriasari mengatakan peserta dari seluruh Indonesia dan negara lain akan menerbangkan layang-layang mereka pada tanggal 4 sampai 6 Juli.

“Kami dari komunitas layang-layang mengadakan festival ini dalam rangka ulang tahun Jakarta dan festival ini sebenarnya sudah dimulai dari 22 Juni kemarin dan berlangsung terus sampai 6 Juli 2024. Nah sementara salah satu dari rangkaian acara ini adalah International Kite Festival, di mana kite festival ini diikuti sekitar 13 negara bermacam-macam dari Eropa maupun Asia yang tepatnya akan diadakan pada tanggal 4, 5, dan 6 Juli,” katanya kepada detikTravel, Sabtu (29/6/2024).

Festival Layang-layang Ancol Foto: Muhammad Lugas Pribady/detikTravel

Dalam festival ini tentunya tak hanya sekadar menerbangkan layang-layang saj, tapi ada berbagai kegiatan lainnya seperti workshop pembuatan layang-layang bagi pengunjung anak-anak.

Workshop tersebut biasa dilaksanakan setiap hari setelah jam makan siang. Festival Layang-layang ini akan mulai menerbangkan layang-layang dari pukul 09.00 WIB sampai malam.

Namun Mirna mengutarakan kesulitannya menjalankan festival ini yaitu faktor cuaca karena jika angin di pantai tidak stabil atau bahkan kecil, maka layang-layang pun akan sulit untuk terbang.

“Sebenarnya kalau festival kita mulai dari pagi, dari 09.00 WIB sampai malam. Tapi kita akan melihat lagi dengan situasi dan kondisi cuaca di Ancol ini, kalau misalnya kita bisa terbangkan dari pagi kira akan terbangkan dari pagi tapi kalau anginnya kurang bersahabat kita akan tunggu sampai anginnya siap,” jelas Mirna.

Saat detikTravel berada di Festival ayang-layang pun cuaca di Ancol memang tak mendukung, sejak pagi hingga siang hari hujan pun mengguyur tempat tersebut. Secerca harapan untuk menerbangkan layang-layang hadir saat matahari sekitar pukul 13.30 WIB kembali bersinar dan angin pun bertiup kencang.

Beberapa layang-layang pun diterbangkan dan telah meninggi di langit Ancol tapi keadaan itu tak berlangsung lama. Cuaca yang asalnya cerah kembali jadi kelabu, dibarengi dengan angin yang tak terlalu kencang.

Hingga matahari terbenam pun layang-layang tersebut urung untuk diterbangkan. Mirna menyebut biasanya jika cuaca mendukung dalam satu hari terdapat 20 layang-layang yang menghiasi langit dan ia pun mengatakan di tanggal 4 hingga 6 Juli mendatang direncanakan sekitar 200 layang-layang akan terbang di langit Ancol.

Festival Layang-layang AncolFestival Layang-layang Ancol Foto: Muhammad Lugas Pribady/detikTravel

“Kalau untuk yang beberapa minggu awal ini kita biasanya menerbangkan sekitar 16 sampai 20 layang-layang dan itu diikuti peserta dari layangan dari Jakarta. Kemudian nanti di International Kite Festival itu kurang lebih mungkin ada sekitar 100 sampai 200 layang-layang yang diterbangkan, baik di area darat (pantai) kemudian ada juga di daerah pulau di tengah-tengah situ kan ada pulau,” ucapnya.

Salah satu peserta Festival Layang-layang asal Jakarta, Rahmat Nugroho bersama 20 orang lainnya membawa sekitar 40 layang-layang. Dan belum semuanya mendapat giliran terbang karena masih menunggu angin besar.

“Layangan (yang dibawa) mah banyak ada 30, 40, ada yang belum diterbangin karena nunggu angin. Dan yang paling besar ukurannya mungkin terbesar di Indonesia ya 15 x 33 meter berbentuk ikan pari,” katanya.

Rahmat pun menjelaskan biasanya layang-layang bisa terbang hingga maksimal 150 meter dan itu sudah sesuai dengan standar internasional. Tapi biasanya ia menerbangkan tak sejauh itu paling jauh hanya mencapai 100 meter saja.

“Tapi biasanya kita nggak sampe segitu maksimum paling 100 meter,” katanya.

Rahmat yang telah lama menggeluti hobi ini mengaku sulit jika menerbangkan layang-layang di Jakarta, selain karena faktor cuacanya yang tak menentu, faktor lainnya adalah lahan yang terbatas. Di Ancol inilah ia dan penggiat lainnya bisa dengan leluasa menerbangkan layang-layang.

“Lahan ya kita di Jakarta kekurangan banget lahan, kita cuma punya lahan ya di sini yang kita bebas untuk main,” paparnya.

Selain komunitas dari Jakarta dan luar negeri, nanti di puncak festival ini akan hadir pula komunitas layang-layang lainnya sepert Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Bali, NTB, Sulawesi, dan lainnya.

Penerbangan layang-layang akan dibagi dua tempat yakni di area pantai dan juga di pulau seberang pantai untuk layangan berukuran besar.

“Tugas saya nerbangin layang-layang terbesar, saya punya dua jadi nanti menerbangkannya di pulau itu tanggal 4, 5, 6,” tutup Rahmat.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version