Rabu, Maret 19


Jepara

Festival Karimunjawa 2024 siap digelar bulan Juni nanti. Traveler bisa menjelajahi keindahan bahari kepulauan ini sambil kulineran dan melihat terumbu karang.

Terumbu karang yang terletak di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah masih sangat alami. Traveler bisa melihat kecantikannya jika mengunjungi kepulauan ini.

“Saat snorkeling menyelam, wisatawan ini masih sangat awam tentang terumbu karang. Bisa jadi tersentuh sedikit, terumbu ini patah. Panik saat menyelam, lolos dari pengawasan pemandu, mereka tak sengaja berdiri di atas terumbu. Lama-lama ya bisa jadi rusak,” kata Arief Setiawan, selaku Kepala Desa Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.


Berawal dari kondisi inilah, penggiat wisata desa Karimunjawa pun mulai mengubah mindset wisatawan yang akan berkunjung.

“Pertama, mereka akan diajak snorkeling, kemudian melakukan penanaman kembali terumbu karang. Penanaman ini bisa menggunakan jaring laba-laba atau disemen. Sisanya mereka pun mendapatkan edukasi bagaimana merawat terumbu-terumbu itu,” jelasnya lebih detail.

Festival Karimunjawa 2024 Foto: (dok. Istimewa)

Selain itu, mereka yang sudah ikut melestarikan terumbu karang, selalu mendapatkan kabar terbaru hingga 2-4 tahun setelah terumbu itu ditanam. Sehingga konsep wisata yang mereka lakukan tidak sekadar ecotourism, tetapi juga sustainable.

Pulau Sambangan bisa menjadi tujuan wisatawan untuk terlibat langsung dalam proses pelestarian terumbu karang ini. Terumbu karang dapat menjadi tempat berlindung yang baik bagi ikan-ikan dan hewan-hewan laut. Hasilnya, banyak ikan dan hewan laut yang tinggal di terumbu karang.

“Pilihan terbaik untuk jelajah, adalah ke Pulau Sambangan Karimunjawa pada bulan Juni-Juli hingga bulan Agustus ini. Mengingat sudah masuk musim panas, sedikit angin dari arah timur, ombak pun menjadi lebih tenang,” saran Arief.

Kesempatan jelajah Karimunjawa di bulan itu juga pas karena masyarakat setempat di saat yang sama juga menyelenggarakan Barikan Kubro. Barikan berasal dari kata barokah yang berarti nikmat atau kebaikan.

Sesuai maknanya, tradisi ini dilakukan sebagai wujud syukur atas hasil bumi dan laut yang telah diterima. Disertai dengan doa-doa tolak bala, semoga diberikan perlindungan.

“Bersamaan dengan penyelenggaraan ini, kami dari pelaku wisata berinisiatif menggelar Festival Karimunjawa 2024 di bulan Juni. Isinya berbagai workshop fotografi, pelatihan menyelam, hospitality termasuk ajang kuliner dari pelaku UMKM,” jelas Sudharmono, salah satu pemilik resort di kawasan Karimunjawa.

Kuliner di sini ada berbagai makanan segar berbahan dasar dari laut. Mulai dari Ikan Bakar Bumbu Srepeh, Pindang Serani, dan Lontong Krobyok, dan tak kalah asli adalah ikan asin buatan masyarakat Karimunjawa.

Pihaknya juga menyebut yang berbeda kali ini adalah kehadiran karnaval budaya. Wisatawan asing paling senang mengikuti acara tersebut, karena mereka juga ikut berkreasi dengan dandanan unik.

“Bulan Juni hingga September mendatang ini diperkirakan jumlah wisatawan asing maupun lokal, sudah mulai berdatangan.Bahkan penginapan pun sudah terisi hingga 60 persen sampai bulan Agustus 2024 ini,” kata Sudharmono.

Ada sensasi kekaguman tersendiri saat melihat sunset dari atas bukit di Karimunjawa. Suasana hati akan menjadi makin baik, begitu pula kesehatan mental dari wisatawan yang melihatnya. Stress dijamin hilang!

Simak Video “Penampakan Terumbu Karang di Dunia yang Alami Pemutihan
[Gambas:Video 20detik]
(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version