Jumat, Februari 28


Jakarta

Pasar sepeda motor di Bali masih menjadi salah satu sumber penjualan bagi PT Astra Honda Motor. Popularitas Bali sebagai daerah wisata masih menjadi alasan kuatnya penjualan sepeda motor. Namun muncul fenomena lain, apakah itu?

Astra Motor Bali menargetkan bisa menjual antara 10 hingga 11 ribu unit motor per bulan atau sekitar 100 hingga 120 ribu unit per tahun.

Pasar sepeda motor di Bali terbilang besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang diambil dari Direktorat Lalu Lintas Polda Bali, sepeda motor yang teregistrasi per tahunnya sampai 4,3 juta unit. Denpasar merupakan kota yang paling banyak menyumbang penjualan motor.


Dari total tersebut, Denpasar mencapai angka 1,2 juta unit. Kemudian posisi lima besar diikuti wilayah lain seperti Badung (885 ribu unit), Gianyar (486 ribu unit), Buleleng (476 ribu unit), dan Tabanan (421 ribu unit).

Liem Hok Lay selaku Honda Customer Care Center Manager Astra Motor Bali mengatakan pasar sepeda motor di Pulau Dewata bertumbuh seiring meningkatnya sektor pariwisata.

“Kalau kita lihat kan sebenarnya secara perekonomian, pariwisata, segala macem tuh lagi naik-naiknya nih,” ujar kata dia di Bali, belum lama ini.

“Bahkan dari sebelum Covid, sudah naik sekitar berapa ya, lima persen ya,” sambungnya lagi.

“Itu yang kita yakinin dan kita akui itu sebagai pemicu nanti untuk peningkatan sepeda motor juga di Bali ya khususnya,” jelsnya.

Belum lagi munculnya tema “Work from Bali”. Hal ini juga menumbuhkan sektor penyewaan sepeda motor di Bali.

“Jadi, akhirnya muncul tuh… Entah orang yang work from Bali, segala macem, akhirnya kan butuh sepeda motor. Nah, rental juga sbenernya,” ungkap dia.

Lebih lanjut, dikutip dari CNBC Indonesia, penyebab makin macetnya lalu lintas di Bali, hingga jadi sorotan dan viral di dunia maya. Menyusul fenomena makin banyaknya pelancong asing memilih menetap sementara, menikmati pariwisata dan alam di Bali.

“Trennya berubah sekarang, jauh sekali. Itu trend untuk long term stay. Ada banyak orang sekarang, sesudah Covid, yang pilih Bali untuk tinggal selama 1 tahun, 2 tahun, setengah tahun. Itu kayak namanya gap year, atau seperti call year,” kata CEO OXO Group Indonesia Johannes Weissenbaeck kepada CNBC Indonesia, Senin (24/2/2025).

“Misalnya, orang sudah punya kerjaan bagus, ada yang usianya 50 tahun, dia punya cuti atau istirahat dalam perusahaan, dia ambil keluarga. Dia bilang, oke kita bikin 1 tahun bersama-sama keluarga, saya work remotely, dan kita pindah ke Bali untuk 1 tahun. Itu kayak satu tahun spesial dalam hidup. Banyak orang melakukannya, misal dari Silicon Valley, dari London, Paris, kita punya orang dari Sydney,” sebutnya.

(riar/din)

Membagikan
Exit mobile version