
Jakarta –
Polisi mengungkapkan modus operandi transaksi narkoba musisi Fariz RM yang melibatkan mantan sopirnya, ADK.
Dalam setahun terakhir pemakaian, Fariz RM selalu menyuruh ADK untuk melakukan transaksi narkoba jenis sabu dan ganja.
“Untuk modus operandi nya tersangka ADK dalam kasus ini adalah sebagai suruhan dari tersangka RFM untuk membeli narkotika jenis sabu dan ganja yang menjadi barang bukti dalam kasus ini,” kata Wakasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Telly Areska Putra, dalam rilis kasus pada Kamis (20/2/2025).
Lebih lanjut, setiap transaksi itu ADK mendapatkan upah sebesar Rp 100-200 ribu dari musisi berusia 66 tahun itu.
“ADK setiap pembelian barang bukti tersebut disuruh oleh RFM mendapat upah sebesar Rp100-Rp200 ribu,” ujar Kompol Telly Areska Putra.
Buntut dari kasus ini, Fariz RM dan ADK terancam hukuman penjara maksimal 20 tahun penjara.
“Untuk pasal yang kita terapkan pertama, Pasal 111 ayat 1, Pasal 112 ayat 1, dan Pasal 114 ayat 1 UU RI No 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Dengan ancaman hukuman 5 – 20 tahun penjara,” beber Kompol Telly Areska Putra.
Ini keempat kalinya Fariz RM tersandung kasus narkoba.
Kasus pertama terjadi pada 28 Oktober 2008, saat Fariz RM harus menjalani hukuman penjara selama empat bulan akibat pelanggaran narkotika.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 2015, musisi bernama lengkap Fariz Roestam Moenaf itu kembali diamankan oleh pihak berwajib atas kasus serupa. Akibatnya, ia dijatuhi hukuman enam bulan penjara.
Belum berhenti di situ, pada 24 Agustus 2018, pria kelahiran 5 Januari 1959 ini kembali ditangkap untuk ketiga kalinya atas dugaan penggunaan narkoba. Setelah penangkapan tersebut, Fariz RM menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi BNN di Lido, Bogor.
(ahs/wes)