Senin, September 30

Jakarta

Kasus infeksi bakteri ‘pemakan daging’ yang langka dan mematikan tengah merebak di Jepang. Penyakit Ini bisa menyebabkan pasien meninggal dalam 48 jam.

Menurut laporan yang dirilis Institut Penyakit Menular Nasional di Jepang, di sepanjang tahun ini Jepang telah mencatat setidaknya 1.019 kasus streptococcal toxic shock syndrome atau sindrom syok toksik streptokokus (STSS).

Dikutip dari NBC News, jumlah tersebut merupakan jumlah tertinggi yang pernah ada, lebih besar dari rekor perhitungan tahun lalu yaitu 941 kasus.


Apa itu infeksi bakteri di Jepang?

Istilah klinis untuk penyakit ini adalah sindrom syok toksik streptokokus (STSS). Menurut NSW Health, ini adalah infeksi yang disebabkan bakteri kelompok A yang memasuki aliran darah atau jaringan dalam.

Bakteri jenis ini biasanya menyebabkan infeksi ringan seperti radang tenggorokan pada anak-anak. Namun, jenis tertentu bisa meningkat dengan cepat dan menyebabkan penyakit streptokokus grup A infasif (iGAS).

Dikutip dari laman ABC Net, STSS dianggap sebagai komplikasi iGAS yang dapat berkembang dengan sangat cepat menjadi keadaan darurat yang mengancam jiwa.

Seberapa cepat menyebar di Jepang?

Institut Penyakit Menular Nasional Jepang mengeluarkan pernyataan pada bulan Maret yang memperingatkan bahwa tingkat penyakit menular meningkat. Pada tanggal 2 Juni, kasus STSS yang dilaporkan di Jepang berjumlah sekitar 977.

Angka tersebut lebih besar dibandingkan periode sebelumnya. Jepang mencatat 941 kasus di sepanjang tahun 2023.

Tidak jelas secara pasti mengapa kasus meningkat. Namun, otoritas kesehatan Jepang mengatakan peningkatan infeksi saluran pernapasan berkorelasi dengan pelonggaran kebijakan COVID-19.

Profesor Universitas Kedokteran Wanita Tokyo, Ken Kikuchi, mengatakan kepada lembaga penyiaran nasional Jepang, NHK, bahwa sistem kekebalan masyarakat melemah selama lockdown.

“Kita bisa meningkatkan kekebalan tubuh jika kita terus-menerus terpapar bakteri, tapi mekanisme itu tidak ada selama pandemi virus corona,” kata Ken Kikuchi.

“Jadi, kini semakin banyak orang yang rentan terhadap infeksi, dan itu mungkin menjadi salah satu alasan meningkatnya kasus secara tajam,” sambungnya.

Simak Video “Wabah Bakteri Pemakan Daging di Jepang, Apa Itu?
[Gambas:Video 20detik]

Membagikan
Exit mobile version