Kamis, Maret 6

Jakarta

Masyarakat di Jepang mendadak panic buying barang kebutuhan pokok di sejumlah toko, utamanya beras. Ketakutan ini dikarenakan adanya ancaman adanya gempa besar dan badai topan. Selain itu, ada hari libur nasional selama sepekan.

Terkait kepanikan ini, Menteri Pertahanan Jepang, Tetsushi Sakamoto mengatakan persediaan bahan makanan seperti beras masih cukup untuk menghadapi adanya kemungkinan bencana. Menurutnya, warga tidak perlu melakukan panic buying.

“Panen padi tumbuh dengan stabil dan petani di beberapa daerah dapat memanen sekitar satu minggu lebih awal dari biasanya. Kekurangan akan teratasi secara bertahap,” kata Sakamoto, menurut penyiar Jepang NHK.


Stok Beras di Toko Ludes Diborong Warga

Rak beras di beberapa toko di Jepang terlihat kosong. Hal ini karena masyarakat langsung memborongnya untuk persediaan makanan di rumah mereka.

Selain itu, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan jumlah beras di beberapa wilayah di Jepang cepat habis. Faktor tersebut termasuk panen yang lebih sedikit, karena cuaca panas dan kurangnya pasokan air.

Peningkatan permintaan beras terkait banyaknya jumlah wisatawan asing juga menjadi penyebabnya.

Di salah satu toko makanan di Tokyo, sebuah tanda yang dilihat AFP berbunyi seperti berikut:

“Agar banyak pelanggan dapat membeli, kami meminta Anda untuk membeli satu (kantong beras) sehari per keluarga.”

“Kami tidak dapat membeli beras sama sekali, dan tidak ada prospek untuk membeli dalam waktu dekat,” kata seorang pekerja di toko lain wilayah Tokyo.

Stok Beras di Jepang Terendah Sejak 1999

Beras menjadi salah satu bahan makanan pokok masyarakat. Bahkan beras sempat menjadi mata uang masyarakat Negeri Sakura pada abad ke-7.

Dengan konsumsi tahunan tujuh juta ton per tahun, beras sejauh ini merupakan makanan pokok yang paling banyak dikonsumsi di negara tersebut.

Belakangan ini, permintaan akan persediaan beras menurun. Hal ini karena perubahan kebiasaan masyarakat yang lebih memilih bahan makanan pokok lain.

Stok nasional pada bulan Juni tahun ini adalah yang terendah sejak 1999 ketika data pembanding pertama kali dikumpulkan, tetapi para pejabat yakin bahwa persediaan tersebut mencukupi.

“Musim panen baru telah dimulai dengan 40 persen hasil panen tersedia pada akhir September,” beber seorang pejabat kementerian pertanian mengatakan kepada AFP.

NEXT: Cerita warga borong beras di Jepang

Membagikan
Exit mobile version