Minggu, Oktober 6


Jakarta

Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto bertekad untuk menampilkan hasil terbaik di Olimpiade Paris 2024. Kesempatan ini tak akan mereka sia-siakan karena tahu rasanya gagal main di Olimpiade.

Gagal yang dimaksud ganda putra berakronim FajRi ini berkaitan tak terpilih main di Olimpiade meski dari kualifikasi masuk top 8. Ya, pada waktu Olimpiade 2020, PBSI memutuskan untuk memberangkatkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.

Peringkat keduanya saat itu memang di bawah Minions dan The Daddies. Sementara di Olimpiade dibatasi hanya dua wakil yang bisa dikirim dengan catatan masuk urutan delapan besar. Akan tetapi, PBSI tetap memberangkatkan Fajar/Rian ke Jepang, tapi hanya sebagai sparring.


Kini, di Paris Juli 2024, Fajar/Rian menjadi satu-satunya wakil Indonesia dari sektor ganda putra yang lolos ke Olimpiade. Itu setelah mereka berada di peringkat ketujuh Kualifikasi Olimpiade Race to Paris.

Sementara Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri yang digadang-gadang bisa menemani juara All England 2023 dan 2024 itu gagal lolos kualifikasi setelah berada di peringkat kesembilan.

Berkaca dari pengalaman di Olimpiade Tokyo 2020 itu, Fajar/Rian bertekad main maksimal.

“Tahun 2020 main 2021 kami jadi sparring di Tokyo berangkat bareng-bareng bersama tim olimpiade lainnya. Yang membedakan yang bermain di olimpiade masuk ke atlet village, kami masuk hotel,” kata Fajar saat ditemui pewarta di Pelatnas PBSI.

“Itu saya dan Rian merasa sedih. Kami dalam ranking itu masuk di ranking 6 kalau enggak salah. Tapi ada 2 pasang di atas, ya kami harus legowo dan berkomitmen olimpiade berikutnya harus bisa bermain.”

“Sekarang sudah waktunya kami tidak akan menyia-nyiakan. Soal hasil tidak ada yang tahu, terpenting kami kerja keras untuk persiapan,” lanjutnya.

Sejalan dengan itu, Fajar/Rian juga mengaku yakin dengan apa yang mereka siapkan dan berharap terus berada di jalur yang baik.

“Secara mental optimis ya. Itu cita-cita semua atlet. Kami di sini di Pelatnas kurang lebih 10 tahun. Sudah saatnya puncak tertinggi di karier olahraga di olimpiade jadi pasti antusias dan lain-lainnya sangat besar. Tapi enggak mau over percaya diri juga karena mau menikmati lebih enjoy dalam segi mental, rileks,” Fajar mempertegas.

Lihat juga Video: Gelar All England Jadi Pembuktian Fajar/Rian Meski Tak Diunggulkan

[Gambas:Video 20detik]

(mcy/aff)

Membagikan
Exit mobile version