Rabu, Juli 3


Jakarta

Presenter Fadli Akhmad pernah mengalami kesulitan ekonomi sekitar 2006. Bisnisnya merugi bahkan dirinya sampai menjual aset-aset untuk membayar pesangon pegawai.

Fadli Akhmad dibuat terharu dengan sikap istrinya, Nur Ayu Chesty Maharani atau akrab disapa Rani. Cobaan dalam rumah tangga disebutkan Fadli Akhmad seperti roda yang berputar.

Saat itu, kembaran Fadlan Muhammad ini memilih untuk menjual semua asetnya ketimbang harus berutang.


“Saat di bawah itu lebih baik kita nggak punya utang. Daripada kita punya utang sudah kita jual-jualin aset yang penting kita bisa plong nggak ada yang menuntut kita, pegawai beres, pesangon beres, aku coba cari rezeki lain, aku aktif lagi di dunia entertainment. Masyaallah ini (istri) sabar,” puji Fadli Akhmad di studio Pagi Pagi Ambyar, Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, kemarin.

“Laki-laki itu kan katanya diuji saat uang lagi banyak. Sebaliknya, istri diuji saat ekonomi suami jatuh di situ ujian. Istri luar biasa, dia bisa melewat dengan dukung, support, ‘Pa yuk kita jualan apa yuk.’ Saat itu sampai benar-benar tabungan tiris, sampai nollah,” sambungnya.

Rani menceritakan pada masa itu dia mencoba jualan baju secara online. “HP masih Blackberry, ya jualan di grup aja,” ceritanya.

Bahkan Rani sampai meminta bantuan pada orang tua untuk sekadar membeli susu anak-anaknya. Ketika itu Fadli Akhmad dan Rani baru dikaruniai tiga orang anak, saat ini sudah dikaruniai lima orang anak.

“Dia lagi susah saat itu ya sudah aku minta uang sama mama,” ungkap Rani.

“Aku nggak tahu. Tahunya pas bayar aja, ‘Pa aku punya utang sama Mama pas anak-anak mau beli susu kamu nggak punya uang.’ Ya sudah kamu bayar ya ini, nggak enak,” timpal Fadli.

Ayah dari Zee JKT48 itu tak menampik ada rasa malu, tapi mau tak mau tetap harus menerima kenyataan. Batinnya saat itu bergelut.

“Dahsyat sih (rasanya) sebagai laki-laki malu, itu jadi tanggung jawab kita, baju, sandang, pangan, papan, semua harus kita penuhi. Saat kita nggak punya power itu di titik nol banget, malu, campur-campurlah, apa kata mertua dalam hati kita,” aku Fadli Akhmad.

Namun, Rani tak mau ikut mudah tersulut emosi. Rani memahami dalam kondisi itu Fadli Akhmad sebagai laki-laki pasti akan lebih sensitif.

“Paling sensitif gue sendiri, dia justru nenangin, ‘Aku tahu kamu lagi stres. Kamu kalau nggak punya uang gini,'” kata Fadli.

“Fadli itu kadang kalau lagi sensitif suka emosional. Kita perempuan kadang sedih dengar hentakan-hentakan gitu sedih. Aku di situ kuncinya untuk malah makin berdoa. Ya Allah suami aku lagi gini. Kalau lagi sedih biasanya kan katanya doa diijabah ya,” tutur Rani tertawa.

Kini, perekonomian Fadli Akhmad sudah baik-baik saja. Masa-masa itu menjadi pelajaran untuk dirinya dan istri yang kini memasuki usia pernikahan ke-24 tahun.

(pus/ass)

Membagikan
Exit mobile version