Washington –
Elon Musk mendukung penuh Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat yang akan berlangsung beberapa hari lagi. Sedangkan Bill Gates menjatuhkan pilihan pada Kamala Harris. Lantas bagaimana dengan Jeff Bezos, pendiri Amazon yang juga dedengkot teknologi di Amerika Serikat?
Sepertinya, ia tidak memihak siapa pun. Jadi, Bezos juga adalah pemilik media ternama, Washingon Post. Kabarnya, Washington Post sebenarnya sudah menyiapkan artikel untuk mendukung Kamala Harris secara terbuka.
Memang, media di AS banyak yang partisan dan sudah budaya mereka untuk memilih calon tertentu. Washington Post dalam sejarahnya selalu mendukung calon dari Partai Demokrat, termasuk Joe Biden di Pilpres terdahulu.
Nah, Jeff Bezos sendiri yang disebut memblokir dukungan Washington Post pada Kamala, sehingga media itu kini tak memihak siapa pun. “Keputusan tak mempublikasikan (dukungan ke Kamala) dibuat oleh pemilik Post, yakni pendiri Amazon Jeff Bezos,” tulis mereka sendiri.
Keputusan itu memicu kritik luas dari redaksi Washington Post sendiri. Para pembaca juga protes, di mana ada sekitar 200.000 pelanggan membatalkan akun mereka. Jeff Bezos pun angkat bicara dan menyatakan kini Washington Post independen.
Ia mengaku mengambil keputusan itu karena cemas orang telah kehilangan kepercayaan pada media tradisional AS dan mendapat berita mereka dari media sosial. “Kebanyakan orang percaya media itu bias. Siapa pun yang tidak melihat ini kurang memperhatikan kenyataan, dan mereka yang melawan kenyataan kalah,” kata Bezos, salah satu orang terkaya di dunia.
“Dukungan presiden tak berpengaruh apapun ke hasil pemilu. Tak ada pemilih yang belum menentukan pilihan di Pennsylvania yang akan berkata: ‘Saya akan dukung Surat Kabar A.’ Tidak ada. Dukungan presiden menciptakan persepsi bias. Persepsi tidak independen. Mengakhirinya adalah keputusan berprinsip dan itu keputusan yang tepat,” cetusnya.
Marty Baron, mantan editor Post, mengecamnya. “Ini adalah kepengecutan, dengan demokrasi sebagai korbannya,” tulis Baron di Twitter/X. David Hoffman, yang baru-baru ini memenangkan hadiah Pulitzer untuk seri Washington Post-nya juga mengundurkan diri dari dewan redaksi.
“Saya yakin kita menghadapi ancaman otokrasi yang sangat nyata dalam pencalonan Donald Trump. Tidak masuk akal bahwa kita telah kehilangan suara kita pada saat yang berbahaya ini,” cetusnya yang dikutip detikINET dari Guardian.
Tak hanya itu, sekitar 20 kolumnis di Post menandatangani pernyataan bersama yang mengatakan bahwa keputusan itu adalah pengabaian terhadap keyakinan editorial mendasar surat kabar yang mereka cintai.
(fyk/fay)