
Jakarta –
ISS atau International Space Station sudah dalam masa akhir operasinya dan direncanakan akan ditarik dari angkasa pada tahun 2030. Namun Elon Musk meminta stasiun itu dihancurkan lebih cepat.
“Sudah saatnya untuk memulai persiapan untuk deorbit @Space_Station. Stasiun itu telah mencapai tujuannya. Utilitasnya sangat sedikit. Ayo kita pergi ke Mars,” kata bos SpaceX dan penasihat Donald Trump itu melalui X.
Dalam posting X lainnya, ia memaparkan jadwal yang diinginkannya. “Keputusan ada di tangan Presiden, tetapi rekomendasiku adalah sesegera mungkin. Kusarankan 2 tahun dari sekarang,” cetusnya.
Artinya, orang terkaya di dunia itu ingin ISS dihancurkan pada tahun 2027 atau 3 tahun lebih cepat dari jadwal. Namun yang membingungkan, SpaceX diminta oleh NASA membuat kendaraan deorbit ISS yang didesain untuk menariknya pada tahun 2030 dan dihancurkan secara terukur.
Meski sudah tua, ISS masih berguna. Astronaut masih rutin mengunjunginya untuk menjalankan berbagai eksperimen, termasuk menguji bagaimana jika manusia menjelajah jangka panjang ke angkasa. Riset semacam itu tentu berguna bagi SpaceX yang berambisi ke Planet Mars sesuai keinginan Elon Musk.
NASA dan mitranya dalam proyek ISS yaitu Canadian Space Agency, The European Space Agency, Japan Aerospace Exploration Agency, dan badan antariksa Rusia Roscosmos membangun laboratorium itu tahun 1998. Laboratorium ini telah menampung astronot yang bergiliran datang secara terus-menerus sejak November 2000.
Musk belakangan memang bikin bingung komunitas antariksa. Dalam posting X bulan Desember, ia mengabaikan pendaratan ke Bulan dan menyebutnya sebagai gangguan. “Kita akan langsung menuju Mars,” tulisnya ketika itu.
Padahal itu bukan rencana NASA saat ini. NASA sedang berupaya untuk membawa astronot kembali ke Bulan melalui program Artemis dan memandang tetangga terdekat Bumi itu sebagai batu loncatan ke Planet Merah.
(fyk/fay)