Sabtu, Oktober 19

Jakarta

Ada lagunya: yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Contohnya Elon Musk, dia diprediksi menjadi manusia pertama yang memiliki kekayaan 1 triliun dollar AS pada 2027. Itu berarti hartanya bakal menyentuh lebih dari Rp 15.467 triliun.

Pada awal 2020, kekayaan bos SpaceX itu ‘baru’ menyentuh USD 38,5 miliar, menurut Bloomberg Billionaires Index. Tapi, di akhir tahun, hartanya berkisar USD 167 miliar. Di laman Forbes Real Time Billionaires List, per Selasa (15/10/2024), harta pemilik X ini tercatat mencapai USD 246,5 miliar atau setara Rp 3.839 triliun.

Pertanyaan yang muncul adalah kenapa ya, kok Elon Musk bisa makin kaya? Pakar punya pendapatnya soal ini.


“Jika Anda melihat daftar orang Amerika terkaya, baik itu Elon Musk atau Jeff Bezos, alasan orang menjadi sangat kaya adalah karena mereka mendirikan perusahaan dan mengembangkan perusahaan itu,” kata James Pethokoukis, analis kebijakan ekonomi untuk American Enterprise Institute.

“Dan alasan perusahaan itu terus tumbuh dan berkembang adalah karena (perusahaan itu) menghasilkan sesuatu yang berharga yang diinginkan orang,” tambahnya.

Dikutip dari CNBC, orang-orang yang lebih kaya juga biasanya memiliki porsi aset yang lebih besar yang diinvestasikan di pasar saham. Faktanya, 1% orang Amerika terkaya memiliki hampir 50% dari semua saham AS per pertengahan 2024, menurut data Federal Reserve. Sementara 50% orang Amerika di kategori bawah memiliki sekitar 1% dari semua saham.

Sekitar 58% keluarga memiliki saham pada tahun 2022, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui investasi pasif seperti rekening pensiun.

Lebih lanjut, Elon Musk juga tidak bergantung pada gaji. Ada banyak cara yang dilakukan sehingga penghasilannya bisa terus bertambah.

“Jika kita menganggap pendapatan sebagai peningkatan kemampuan seseorang untuk berbelanja dari waktu ke waktu, Anda dan saya memiliki gaji. Dan gaji tersebut mengukur berapa banyak yang dapat kita belanjakan,” kata John Sabelhaus, seorang peneliti di Brookings Institution.

“Musk memiliki paket kompensasi yang sangat besar. Namun, bahkan paket tersebut, hanya sebagian kecilnya yang muncul sebagai pendapatan kena pajak karena sebagian besarnya berupa bonus dan cara lain untuk mendapatkan gaji yang memudahkan untuk menghindari pajak,” tutupnya.

(ask/ask)

Membagikan
Exit mobile version