Senin, Oktober 28

Washington

Elon Musk keras menentang kedatangan imigran ke Amerika Serikat, namun dia sendiri diduga kuat pernah bekerja secara ilegal di AS. Menurut Washington Post, pria kelahiran Afrika Selatan itu bekerja di AS secara ilegal pada tahun 1995 setelah berhenti kuliah.

Elon Musk sempat bekerja tanpa izin sah di AS usai meninggalkan program studi pascasarjana di California. Pimpinan Tesla dan SpaceX yang mendukung kampanye Donald Trump itu memang pernah menyatakan transisinya dari mahasiswa menjadi pengusaha adalah abu-abu secara hukum.

Washington Post melaporkan orang terkaya di dunia itu hampir pasti bekerja di AS tanpa izin yang benar selama periode tahun 1995 setelah ia keluar dari Universitas Stanford untuk bekerja di perusahaan debutnya, Zip2. Perusahaan itu terjual sekitar USD 300 juta empat tahun kemudian.


Pakar hukum mengatakan mahasiswa asing tidak dapat keluar kuliah untuk membangun perusahaan meski tidak dibayar. “Jika Anda melakukan sesuatu yang membantu memfasilitasi penciptaan pendapatan, seperti kode desain atau mencoba melakukan penjualan, maka Anda dalam masalah,” cetus Leon Fresco, mantan pakar imigrasi di Departemen Kehakiman AS.

Saat itu, penegakan hukum terhadap pelanggaran visa pelajar memang masih agak longgar. Akan tetapi meskipun tinggal melebihi batas visa pelajar agak umum dan pejabat terkadang menutup mata terhadapnya, hal itu tetap ilegal.

Musk menuduh wakil presiden Kamala Harris yang juga lawan Trump di Pilpres AS, mengimpor pemilihnya, yaitu para imigran. Ia juga pernah menyebut perbatasan AS-Meksiko dengan kiamat zombie.

Bloomberg News baru-baru ini menerbitkan analisis lebih dari 53.000 kicauan Musk di X, menemukan pengusaha itu makin politis pada tahun pemilihan ini. “Tahun 2024, imigrasi dan penipuan pemilih telah menjadi topik kebijakan yang paling sering diposting Musk, mengumpulkan sekitar 10 miliar tampilan,” kata media tersebut.

“Musk memposting lebih dari 1.300 kali tentang topik tersebut secara keseluruhan, dengan lebih dari 330 kicauan dalam 2 bulan terakhir saja,” tambah Bloomberg yang dikutip detikINET, Minggu (27/10/2024).

Bloomberg menggambarkan Musk, yang membayar USD 44 miliar untuk membeli X pada tahun 2022, sebagai influencer tunggal terpenting platform tersebut dan menjadi orang yang postingannya paling banyak dibaca di sana.

(fyk/fay)

Membagikan
Exit mobile version