Rabu, Desember 4


Jakarta

Penyakit Mpox atau cacar monyet belakangan disorot dunia setelah memicu lonjakan kasus di negara Afrika, termasuk di Republik Demokratik Kongo. Imbas hal tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status kedaruratan masyarakat global untuk kedua kalinya dalam dua tahun terakhir.

Menurut laporan UNICEF, lebih dari setengah kasus cacar monyet atau Mpox dan hampir 80 persen kematian Mpox Republik Demokratik Kongo terjadi pada anak. Di Burundi, hampir 60 persen kasus Mpox adalah anak dan remaja di bawah usia 20 tahun, sementara 21 persen kasus berusia di bawah 5 tahun.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, ada beberapa alasan kenapa kasus Mpox kini cukup banyak terjadi pada anak.


“Pertama, karena clade 1b Mpox sekarang ini ternyata menular pada berbagai kelompok umur, termasuk anak-anak,” ucapnya dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Jumat (30/8/2024).

Alasan kedua, lanjut Prof Tjandra, di beberapa negara Afrika saat ini sedang dilanda konflik dan juga munculnya pengungsi dengan berbagai masalahnya.

Selain itu, terjadinya kurang gizi pada sebagian anak dan adanya berbagai penyakit lain yang juga melanda tentu juga turut berpengaruh kemungkinan tertular Mpox.

Beberapa penyakit yang dihadapi di Afrika sekarang ini antara lain adalah kolera, polio, wabah campak di Burundi, dll. Kelima, ada juga faktor rendahnya angka cakupan imunisasi di beberapa negara Afrika itu. Keenam, keterbatasan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk diagnosis dan pengobatannya,” sambungnya lagi.

Prof Tjandra juga menyebut kesadaran kesehatan masyarakat di sana masih relatif rendah karena menghadapi berbagai masalah sosial lainnya dalam kehidupan sehari-hari. “Anak-anak juga biasanya main ramai-ramai bersama yang memudahkan kontak langsung satu dengan lainnya.”

Beberapa anak-anak bahkan tidur di tempat tidur yang sama berdesakan di rumah yang relatif sempit, yang juga lebih memungkinkan kontak penularan terjadi. Negara Afrika seperti Kongo saat ini mulai mengkaji kemungkinan vaksinasi pada anak-anak dengan risiko tinggi di negaranya, bersama kegiatan pengendalian lainnya.

“Tentu kita berharap agar Mpox dapat dikendalikan di dunia, baik pada dewasa maupun anak-anak. Semoga rakyat dan bangsa kita -termasuk anak-anak- dapat terlindungi dari bahaya penyakit ini, dan untuk ini maka upaya yang terbaik perlu dilakukan,” ujarnya.

(suc/kna)

Membagikan
Exit mobile version