Kamis, September 19

Jakarta

Istilah supermoon menunjukkan fase Bulan baru atau purnama yang terjadi pada waktu yang hampir bersamaan dengan saat Bulan berada paling dekat dengan Bumi dalam orbit bulanannya (perigee).

Disebut super karena saat purnama terjadi di perigee atau titik di orbit Bulan yang paling dekat dengan Bumi, membuat Bulan tampak sedikit lebih terang dan lebih besar dari purnama pada umumnya.

Ada empat supermoon purnama berturut-turut pada tahun 2024. Purnama pada 17-18 September adalah supermoon kedua (yang pertama terjadi 19 Agustus) dari empat supermoon yang terjadi di tahun 2024.


Terkadang, orang akan bertanya-tanya apakah supermoon juga memiliki efek super pada Bumi sesuai dengan namanya?

Tarikan gravitasi supermoon

Apakah supermoon menarik Bumi lebih kuat? Inilah pertanyaan penting untuk diskusi ini. Apakah tarikan gravitasi Bulan berubah seiring jaraknya? Jawabannya, tentu saja.

Gravitasi bergantung pada dua hal, yakni massa kedua objek yang tertarik oleh gravitasi, dan bergantung terbalik pada jarak antara kedua objek.

Tarikan gravitasi Bulan terhadap Bumi tidak terlalu kuat saat berada pada jarak terjauh dalam orbitnya (apogee, atau titik terjauh dari Bumi). Satelit alami ini akan paling menarik kuat saat berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi (perigee).

Semakin besar massa benda, semakin besar pula tarikan gravitasi. Bumi dan Bulan sama-sama sangat besar. Jadi, keduanya memberikan tarikan gravitasi yang besar satu sama lain.

Dan itulah sebabnya mengapa Bulan yang lebih dekat dapat menyebabkan pasang surut laut yang sangat besar, karena lautan di Bumi juga sangat besar.

Pasang surut lebih tinggi

Supermoon yang jaraknya lebih dekat menyebabkan pasang surut perigean yang lebih tinggi dari biasanya. Pasang surut bekerja melalui efek gravitasi diferensial.

Secara khusus, gaya gravitasi yang diberikan pada bagian Bumi yang berlawanan dengan Bulan (sisi terjauh Bumi, seperti yang terlihat dari Bulan) sedikit lebih kecil daripada gaya gravitasi yang diberikan pada bagian Bumi tepat di bawah Bulan (sisi dekat Bumi, seperti yang terlihat dari bulan) pada waktu tertentu.

Mengapa? Karena ada jarak tambahan sekitar 1.2874 km dari satu sisi Bumi ke sisi lainnya. Gaya gravitasi melemah dengan cepat seiring bertambahnya jarak, sehingga menghasilkan diferensial.

Bumi sedikit terentang

Akibat dari efek gravitasi diferensial Bulan ini adalah planet kita sedikit terentang di sepanjang garis antara Bumi dan Bulan. Tubuh Bumi cukup kaku, sehingga tidak terlalu terentang. Akan tetapi, lautan jauh lebih mudah bergerak.

Dengan demikian, efek tersebut menumpuk air di kedua sisi Bumi. Tumpukan air ini, yang diciptakan oleh efek gravitasi diferensial, adalah pasang surut seperti sudah dijelaskan di atas.

Pada intinya, efek fisik apa pun dari supermoon tidak sepenuhnya super. Tidak ada bukti yang masuk akal bahwa supermoon menyebabkan bencana yang juga ‘super’.

Simak Video “Ada Fenomena Supermoon 18 September, Waspada Banjir Rob
[Gambas:Video 20detik]

(rns/fay)

Membagikan
Exit mobile version