Senin, Juli 1


Jakarta

Beberapa waktu ke belakang, polusi udara di Jakarta kondisinya cukup mengkhawatirkan. Bahkan pada Minggu (23/6) lalu indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 168 (tidak sehat), dengan polutan utama PM 2,5. Hal ini membuat Jakarta menjadi kota ketiga dengan polusi udara tertinggi di dunia berdasarkan data situs IQ Air.

Spesialis paru dr Deny Noviantoro, SpP mengatakan kualitas udara yang buruk dan terus menerus dihirup seseorang ternyata dapat mengundang hal buruk seperti penyakit paru-paru basah atau dalam bahasa medis disebut pneumonia.

Pneumonia sendiri merupakan kondisi ketika terjadi peradangan yang mengakibatkan kantong udara paru-paru terisi oleh cairan. Sehingga paru-paru tidak dapat berfungsi dengan baik.


“Memang benar paru-paru basah itu adalah suatu pneumonia, itu suatu peradangan pada paru yang disebabkan baik itu bakteri, parasit, virus, maupun jamur,” ujar dr Deny dalam webinar daring, Selasa (25/6/2024).

“Kenapa kemarin sempat booming waktu polusi Jakarta (memburuk), karena memang polusi itu akan menyebabkan sistem imun dari paru-paru menurun dan akan banyak sekali menyebabkan pneumonia,” sambungnya.

dr Deny melanjutkan, paru-paru basah ini biasanya ditandai dengan beberapa gejala umum seperti batuk akut yang kurang dari dua minggu, demam tinggi, dan sesak napas.

“Pertama pasien ini akan datang dengan keluhan demam. Kemudian ada batuk yang memberat, sifatnya akut yaitu kurang dari dua minggu. Kemudian batuk sering kali produktif, artinya dahaknya banyak,” kata dr Deny.

“Batuk disertai demam, kemudian ada sesak (napas) juga yang dirasakan pasien. Kalau sesaknya semakin memberat, mungkin teman-teman harus lebih waspada barangkali itu sudah terjadi suatu kondisi ARDS (acute respiratory distress syndrome) atau sudah terisi cairan itu tadi, paru-paru basah,” sambungnya.

Lebih lanjut, dr Deny menambahkan ada beberapa faktor risiko terkena pneumonia seperti sering menghirup asap rokok, asap kendaraan, atau asap kayu bakar, atau asap lain. Hal ini sering dianggap biasa, padahal bisa membuat imunitas dari paru-paru kian menurun.

“Pasien sebaiknya memang segera memeriksakan diri apabila terjadi gejala-gejala tadi yang telah saya sebutkan,” kata dr Deny.

(kna/kna)

Membagikan
Exit mobile version