Kamis, Januari 16


Moro

Pulau-pulau di selatan Filipina, khususnya yang terletak di Kepulauan Sulu, menghadapi tantangan besar dalam upaya perubahan citra mereka.

Dikenal sebelumnya sebagai zona konflik antara militer Filipina dan kelompok pemberontak Muslim Moro, yang terlibat dalam tindakan kekerasan atas nama ISIS, kawasan tersebut kini mulai menunjukkan citra baru yang lebih positif.

Melansir The Spokesman, Rabu (14/1/2025) dengan meredanya kekerasan, provinsi-provinsi di Bangsamoro atau negara Moro, berusaha bertransformasi menjadi tujuan wisata yang menarik.


Kepulauan itu yang terletak di sebelah barat pulau Mindanao, kaya akan keindahan alam dengan pantai-pantai berpasir putih, perairan yang jernih, hutan lebat, dan air terjun yang mempesona.

Meskipun keindahannya luar biasa, penduduk lokal tetap menegaskan bahwa mereka tidak ingin pulau-pulau tersebut menjadi seperti Boracay yang ramai. Mereka ingin mempertahankan identitas budaya dan tradisi mereka.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengubah kawasan di sana dengan membangun infrastruktur seperti jalan dan pelabuhan, serta meningkatkan penerbangan komersial untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan.

Pulau Tawi Tawi, Filipina. (Getty Images/ertyo5)

Menteri Pariwisata Filipina, Christina Garcia Frasco, bahkan menyebut Tawi-Tawi sebagai provinsi yang siap untuk pariwisata. Destinasi wisata sejarah juga terus dilestarikan seperti Masjid Sheikh Karimul Makhdum di Tawi-Tawi yang merupakan tempat ibadah umat Islam tertua di Filipina, serta situs-situs bersejarah lainnya di Jolo dan Basilan.

“Kami memiliki identitas kami sendiri yang unik,” kata Wali Kota Isabela, Sitti Djalia Hataman.

Tahun 2023, Isabela mencatatkan 440.000 pengunjung, meningkat signifikan dibandingkan dengan hanya 30.000 pada tahun 2019. Kota yang sebelumnya sepi kini memiliki pasar malam yang ramai, serta tempat-tempat baru seperti kedai kopi dan restoran yang melayani kaum muda.

Bahkan beberapa mantan tentara Filipina yang dulunya bertugas di wilayah tersebut kini menghabiskan waktu di sana untuk berlibur. Meski ada kemajuan signifikan, masih ada tantangan besar.

Banyak negara asing, termasuk Amerika Serikat, masih mengeluarkan peringatan perjalanan untuk Kepulauan Sulu, mengingat persepsi akan potensi bahaya yang masih ada. Masalah keamanan di Filipina selatan belum sepenuhnya teratasi, meskipun penculikan telah menurun.

Baru-baru ini, seorang warga Amerika Serikat diculik dan dibunuh di wilayah yang berdekatan dengan Basilan. Kendati begitu, para pejabat lokal di Basilan dan Tawi-Tawi optimis bahwa pariwisata dapat menjadi pendorong utama bagi perkembangan ekonomi di kawasan tersebut, memberikan kesempatan bagi masa depan yang lebih baik meskipun tantangan tetap ada.

(upd/wsw)

Membagikan
Exit mobile version