Senin, Januari 27

San Jose

Dulu, orang-orang juga sempat kagok menggunakan smartphone, tapi lama kelamaan makin terbiasa. Begitu juga yang diramalkan akan terjadi pada adaptasi kecerdasan buatan (AI).

Dari survei yang dilakukan Symmetry, ditemukan bahwa sebanyak 27% orang sudah mulai adaptasi menggunakan AI. Sementara itu, 55%-nya datang dari mereka yang menggunakan smartphone, disusul PC (38%), wearable (25%), tablet (24%), lalu sebanyak 15% menjawab tidak.

“Selama enam bulan ada perubahan signifikan dari penggunaan AI di perangkat smartphone dan beberapa perangkat. Setengahnya dari smartphone,” Dr Chris Brauer University of London and Chief Innovation Officer Symmetry di Tech Forum Samsung Galaxy AI, Kamis (23/1/2025), San Jose, Amerika Serikat, menyampaikan.


Kalau berpikir ke tahun 2008-2009, banyak difusi baru dari penggunaan teknologi, termasuk smartphone. Adaptasi ini juga akan terjadi dengan AI.

“Kita telah belajar banyak dari revolusi teknologi yang luar biasa itu, dari apa yang terjadi sepanjang tahun 2008 hingga 2010 yang membantu semua orang untuk lebih memahami bagaimana ponsel dapat memberikan nilai tambah bagi kehidupan manusia, dan itulah keadaan operasionalnya,” ujarnya.

Sameer Samat President of Android Ecocystem Google menambahkan bahwa rata-rata consumer belum sepenuhnya mengetahui soal AI dan sudah terlalu ribet duluan. Padahal jika berpikir, banyak teknologi yang dulunya terasa asing kini menjadi hal biasa.

Sameer Samat President of Android Ecocystem Google. Foto: Aisyah Kamaliah/detikINET

“Ini adalah sesuatu yang merupakan transisi yang terjadi ketika kasus penggunaan tersebut menjadi jelas bagi pasar massal, bukan? Dan satu contoh sederhana dari era semartphone di masa lalu, bukan?” ujarnya.

Contoh lain adalah Corning Glass. Teknologi ini sebenarnya melalui proses mekanis dan kimia yang sulit dikembangkan pada awalnya. Tetapi akhirnya, ini digunakan untuk melindungi smartphone yang kita genggam sekarang.

Selain itu, dia memberi bercerita betapa mudahnya menggunakan AI di Samsung untuk menambahkan jadwal pertandingan olahraga favoritnya selama satu musim hanya dengan komando (command). Dengan begitu, dia bisa menghemat banyak waktu ketimbang harus memasukkan jadwalnya satu per satu.

“Itu tidak lebih mengesankan bagi putra saya, anak saya yang berusia 14 tahun yang sedang belajar cuci baju. Dia masih belajar cara mencuci dengan benar, jadi dia menggunakan AI untuk mengambil gambar cucian kotornya dan memberikan gambar panel pada mesin cuci. Kemudian dia bertanya, “apa saja pengaturannya? Saya harus menggunakan air dingin atau panas?”, dan itu membantunya. Ini hal yang tampak sederhana,” terangnya.

(ask/afr)

Membagikan
Exit mobile version