Jakarta –
Walaupun sudah berjuang keras tetapi sebagian orang masih belum bertemu kesuksesannya. Sampai-sampai beberapa bisnis kuliner ini bangkrut dengan alasan sepele.
Kesuksesan tidak semudah itu untuk didapatkan, bagi sebagian orang mereka bahkan harus jatuh bangun. Walaupun upaya keras telah dilakukan tetapi tak sedikit juga yang masih bertemu dengan kegagalan.
Apalagi bagi seorang pebisnis yang peruntungannya benar-benar tak bisa ditebak. Banyak bisnis yang awalnya tampak berhasil dan laku keras tetapi mereka hanya bertahan sebentar saja.
Berbagai upaya yang telah dilakukan demi menyelamatkannya pun tak kunjung membuahkan hasil. Akhirnya beberapa bisnis kuliner ini sampai bangkrut dengan alasan sepele.
Berikut ini 5 bisnis kuliner yang bangkrut gegara hal sepele:
Penjual Nasi Goreng Ini Punya Tabungan Ratusan Juta Tapi Bangkrut Gegara Ain Foto: TikTok @nunung_purningsih
|
1. Penjual Nasi Goreng Bangkrut Gegara Ain
Seorang wanita yang memiliki bisnis berapa warung nasi goreng membagikan perjalanan bisnisnya yang merosot. Awalnya warung nasi gorengnya laris manis sampai menghasilkan tabungan hingga ratusan juta rupiah.
Didukung dengan gaya hidup frugal living tau berhemat dalam kesehariannya, ia sukses mendapat omzet besar pada usia 25 tahun. Tetapi mendadak omzet nasi gorengnya turun hingga membuatnya hampir bangkrut dan sulit bertahan.
Menurutnya, kegagalannya ini dikarenakan oleh penyakit ain atau salah satu penyakit ‘supranatural’ yang diyakini penganut agama Islam gegara pandangan iri dari orang lain. Saking sepinya dalam sehari wanita ini hanya mendapat pemasukan Rp 90.000.
2. Pebisnis Bangkrut dan Lelang Soda
Seorang pria awalnya memiliki dua perusahaan yang bergerak pada bidang bioteknologi dan makanan laut. Masing-masing perusahaan tercatat memiliki modal hingga Rp 11 Miliar dan Rp 27 juta.
Tetapi suatu hari perusahaan tersebut kolaps dan pemiliknya mengalami kebangkrutan. Dokumen hukum dari China Judgements Online bahkan menyebutkan bahwa perusahaan tersebut memiliki banyak sengketa dan sanksi administratif serta sanksi dari otoritas lingkungan yang tak bisa dilunasi dengan sisa asetnya.
Akhirnya pemilik perusahaan itu nekat melakukan lelang atas sebuah botol Sprite yang tersisa dari perusahaannya. Sebanyak 366 orang mendaftar untuk menawar botol tersebut, namun selayaknya botol soda pada umumnya pendapatannya sama sekali tak menutupi sanksi yang harus dibayarkan.