Jumat, Oktober 18

Jakarta

Proses penjajakan rencana merger XL Axiata dan Smartfren tampaknya akan berakhir menjelang akhir tahun 2024. Tanda-tanda tersebut diungkapkan oleh bos operator seluler tersebut.

President Director Smartfren, Merza Fachys, mengatakan saat ini tahap proses due diligence masih terus berlangsung. Kendati begitu, nasib perkawinan dua operator seluler akan terungkap segera.

“Saat ini proses due diligence terus berjalan dan semoga bisa selesai dalam waktu dekat. Jika proses tersebut selesai, tentu kami berharap hasilnya akan positif sehingga rencana merger berlanjut ke tahap berikutnya,” ujar Merza kepada detikINET.


Lebih lanjut, Merza menyakinkan merger XL Axiata dan Smartfren ini dapat mendukung industri telekomunikasi di Indonesia semakin sehat, serta memberikan manfaat terbaik bagi seluruh kepentingan, seperti pelanggan, industri, dan pemegang saham.

Sementara itu para pelanggan, dampak yang terjadi ketika XL Axiata dan Smartfren ini bergabung, seperti dikatakan Merza, bisa merasakan kualitas layanan yang lebih oke lagi.

“Bagi pelanggan, tentu saja hal ini berarti mereka akan mendapatkan pengalaman telekomunikasi yang prima di seluruh area layanan,” kata Merza.

Secara terpisah, terkait merger dengan Smartfren, XL Axiata enggan untuk mengungkapkan secara rinci kepada detikINET. Group Head Corporate Communications XL Axiata Reza Zahid Merza, mengatakan menyangkut jangka waktu penjajakan antara kedua perusahaan telekomunikasi ini karena itu ranah pemegang saham.

“Update-nya masih proses due diligence,” pungkasnya.

Sebagai informasi, para pemegang saham Smartfren dan XL Axiata, yakni PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data dan PT Bali Media Telekomunikasi (Sinar Mas) dan Axiata Group Berhad (Axiata), sepakat untuk memasuki babak baru rencana penggabungan kedua anak perusahaannya.

Adapun kedua para pemegang saham Smartfren dan XL Axiata itu sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) yang bersifat tidak mengikat, pada Rabu (15/5).

Jika merger XL Axiata dan Smartfren terwujud, maka jumlah operator seluler di Indonesia tinggal menyisakan tiga perusahaan.

(agt/rns)

Membagikan
Exit mobile version