Kamis, Januari 9


Jakarta

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN mengupayakan skema Kredit Perumahan Rakyat (KPR) subsidi dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bisa diakses mereka yang bergerak di sektor informal.

Mulai dari pengemudi ojek online (ojol) hingga tukang cukur diupayakan agar bisa menggunakan fasilitas tersebut.

Nixon menjelaskan selama ini kendala besar pekerja informal mendapatkan KPR adalah tidak ada penghasilan tetap yang tercantum dalam dokumen. Berbeda dengan pekerja sektor formal yang memiliki slip gaji.


“Kalau karyawan kan gampang pakai slip gaji, simple. Kalau bank kan harus liat dokumen, sedangkan kalau sektor informal kan dokumennya rada kacau,” ujar Direktur Utama Bank BTN Nixon Napitupulu di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (8/1/2025).

Nah saat ini pihaknya membuat kebijakan agar pekerja informal bisa mendapatkan KPR dilihat dari histori tabungannya selama 3-6 bulan. Bila calon penerima KPR itu memiliki catatan menabung yang cukup baik maka bisa mendapatkan KPR subsidi.

“Memang kita lagi buat, udah deh dia nabung 3-6 bulan dari itu saja dokumennya. Kalau track record nabungnya bagus ya kita kasih,” terang Nixon.

Nah khusus untuk pengemudi ojol, pihaknya sempat bekerja sama dengan salah satu aplikator untuk melihat catatan keuangannya. Setiap narik, pengemudi akan dikenai potongan untuk tabungan KPR.

Apabila catatannya cukup baik, artinya intensitas narik cukup banyak dan tabungannya besar bisa saja pengemudi itu mendapatkan KPR.

“Kalau kayak supir ojek online, kita sebut merek deh depannya G. Kita ada kerja sama dia potong harian, nah itu bisa ada dokumen kan. Jadi bisa juga (mengajukan kredit),” papar Nixon.

Sementara itu untuk pekerja informal tukang cukur, sejauh ini pihaknya menemukan cara melihat historis keuangannya lewat data yang dihimpun paguyuban. Bagi tukang cukur yang masuk paguyuban akan direkap historis keuangannya dan dilaporkan ke BTN.

“Sedangkan kalau tukang cukur, asgar misalnya. Itu paguyubannya yang bantu. Kalau ada kayak gitunya lebih mudah. Artinya mereka verifikasinya orang ini baik ndak, bener dagang ndak, dagang baik-baik bukan penipu. How to verified this itu yang kita lagi terus cari cara,” beber Nixon.

Yang jelas, Nixon ingin pihaknya meningkatkan jumlah partisipasi pekerja informal dalam program KPR FLPP di BTN. Sejauh ini baru 10% nasabah KPR FLPP di BTN yang merupakan pekerja informal, pihaknya ingin meningkatkan jumlah itu jadi 20%. Di tahun 2025 ini sendiri pihaknya kemungkinan akan menyalurkan pembiayaan KPR FLPP kepada 220-300 ribu nasabah.

“Hari ini kita lagi diskusi antara 220-300 ribu, tergantung skema nanti mau diputusin. Yang jelas at least kita ingin 20% dari FLPP itu bisa disalurkan ke sektor informal,” pungkas Nixon.

(hal/hns)

Membagikan
Exit mobile version