Jumat, Januari 24


Jakarta

Survei menunjukkan banyak wisatawan Inggris enggan ke Amerika Serikat (AS) setelah Donald Trump dilantik sebagai presiden. Isu iklim dan kebijakan imigrasi mempengaruhi rencana perjalanan mereka.

Dilansir dari The Mirror, Kamis (23/1/2025) pada hari pertama masa jabatannya, Trump menandatangani sejumlah Perintah Eksekutif yang kontroversial, termasuk salah satunya yang menyebut Teluk Meksiko sebagai Teluk Amerika.

Setelah kemenangan Trump dalam pemilu terbaru, penelitian menunjukkan bahwa banyak wisatawan Inggris berencana untuk tidak bepergian ke Amerika Serikat .


Dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh perusahaan perjalanan Holiday Extras pada hari pemilu, ditemukan bahwa 17% warga Inggris mengaku tidak akan pergi ke Amerika pada tahun 2025 karena Trump terpilih kembali sebagai presiden.

Kepala Urusan Publik Holiday Extras, Seamus McCauley, menjelaskan bahwa sejak tahun 2023, masalah iklim ekstrem dan konflik global telah menjadi isu utama. Namun, untuk pertama kalinya, 20% wisatawan Inggris mempertimbangkan untuk mengubah rencana perjalanan mereka karena pemilihan presiden di luar negeri.

Persentase itu hampir setara dengan 22% yang mengaku bahwa rencana perjalanan mereka mungkin terpengaruh oleh konflik di Timur Tengah dan Ukraina. Penolakan terhadap perjalanan ke Amerika Serikat tidak hanya dirasakan oleh warga Inggris.

Sebuah riset yang dilakukan oleh Narrative Research di Kanada menunjukkan bahwa 45% warga Kanada berencana untuk melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dengan frekuensi yang sama seperti sebelumnya, sementara sepertiga lainnya berniat untuk mengurangi perjalanan mereka.

Hanya 10% yang berencana melakukan perjalanan lebih sering. Secara keseluruhan, diharapkan akan ada penurunan perjalanan ke Amerika Serikat sebanyak 21%, dengan warga Kanada Atlantik cenderung lebih sedikit bepergian ke Amerika dibandingkan mereka yang tinggal di wilayah lain.

Beberapa pengguna Reddit berbagi pengalaman mereka terkait liburan di Amerika Serikat selama masa jabatan Trump.

“Selama Trump menjabat, saya tidak mengunjungi Amerika. Namun, ketika Biden terpilih, saya dan istri saya mengunjungi teman-teman di New York City dan menikmati waktu kami di sana. Kami menghabiskan banyak uang, menikmati berbagai restoran, pertunjukan, dan konser. Saya hanya ingin menegaskan bahwa selama Trump menjabat, saya tidak menggunakan uang saya untuk wisata di AS. Saya lebih memilih berlibur di Quebec dan Eropa,” tulis pengguna itu.

“Saya dulu pergi ke AS dua kali setahun, tetapi saya tidak kembali lagi sejak November 2016. Saya baru saja mengunjungi Hawaii bulan lalu, namun saya sengaja menghindari perjalanan ke Amerika Serikat selama semester pertama dan mungkin tidak akan kembali selama beberapa tahun ke depan,” sebut pengguna lain

Selama masa jabatan pertama Trump, ia juga mengubah kebijakan imigrasi Amerika Serikat, dengan melarang warga dari negara-negara yang dianggap ‘kumuh’ memasuki Amerika.

Pada sebuah acara pada bulan September, Trump berjanji untuk memperpanjang larangan perjalanan, termasuk penghentian pengunjung dari Haiti dan beberapa negara di Afrika, serta berencana untuk menambah larangan tersebut bagi pengungsi dari Gaza.

(upd/fem)

Membagikan
Exit mobile version