Kamis, Oktober 10


Gaza

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang kini mencalonkan kembali di pilpres, mengaku pernah berkunjung ke Jalur Gaza. Tapi, kok tidak ada catatannya?

Klaim itu Trump katakan dalam sebuah wawancara dengan pembawa acara radio Hugh Hewitt yang disiarkan pada Senin (7/10).

Saat itu, Trump ditanya mengenai apakah Gaza bisa dibuat seperti Monako? Trump pun menjawab bahwa Gaza bahkan bisa lebih baik dari Monako “apabila dibangun kembali dengan benar”.


“Gaza bisa lebih baik dari Monako. Gaza punya lokasi terbaik di Timur Tengah, air terbaik, segalanya terbaik,” kata Trump, seperti dikutip Al Jazeera.

“Saya pernah ke sana, dan itu sulit. Ini adalah tempat yang sulit, sebelum semua serangan dan sebelum apa pun yang terjadi selama beberapa tahun terakhir,” lanjut Trump.

Meski bicara demikian, faktanya tak ada bukti yang menunjukkan bahwa calon presiden AS dari Partai Republik itu pernah menginjakkan kaki di Jalur Gaza, Palestina.

Saat diminta klarifikasi, juru bicara kampanye Trump mengatakan kepada The New York Times bahwa “Gaza ada di Israel. Presiden Trump pernah ke Israel.”

Namun faktanya, Gaza tidak pernah sekalipun menjadi bagian dari Israel. Wilayah itu milik Palestina dan telah diduduki secara ilegal oleh Israel sejak 1967, bersama dengan Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Selama ini Donald Trump dikenal kerap membuat klaim palsu. Meski begitu, tak jelas apakah pernyataan kali ini merupakan kebohongan yang disengaja atau cerminan dari kurangnya pengetahuan sang mantan presiden tentang geografi Palestina.

Soal kunjungannya ke Israel, Trump memang tercatat pernah mengunjungi Israel dan Tepi Barat pada 2017, tahun pertamanya menjabat. Dia bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada saat itu.

Tepi Barat dan Gaza sendiri merupakan wilayah pendudukan yang terpisah, yang hanya bisa dijangkau melalui Israel. Sebagian besar orang Palestina tak diizinkan melakukan perjalanan tersebut.

——-

Artikel ini telah tayang di CNN Indonesia.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version