Rabu, Juli 3

Jakarta

Kesehatan otak juga bergantung pada makanan yang dikonsumsi. Meski tak berkaitan secara langsung, makanan dengan tinggi lemak, garam, dan gula, bisa memicu kondisi hipertensi yang berisiko menyebabkan aneurisma otak, benjolan pada otak yang sewaktu-waktu bisa pecah dan berujung stroke.

Namun, tidak sedikit yang kemudian memangkas nutrisi karbohidrat dengan anggapan lebih sehat. Nyatanya, menurut spesialis bedah saraf dr Muhammad Kusdiansah, SpBS, dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), karbohidrat tetap diperlukan untuk mengoptimalkan kinerja dan fungsi otak.

Pasalnya, otak membutuhkan glukosa sebagai bahan bakar utama sehingga bekerja dan berfungsi secara optimal dalam menjalani aktivitas sehari-hari.


Apa yang Perlu Dihindari?

“Karbohidrat itu bukan tidak boleh, tetapi kita batasi sumbernya hanya satu, ketika kita sudah makan nasi jangan lagi makan singkong, kentang, dan sumber karbo lain,” tutur dia saat ditemui detikcom Sabtu (29/5/2024).

Adapun yang perlu dihindari menurutnya adalah makanan dengan tinggi lemak, tepung, hingga kandungan santan berlebih.

“Jadi sarannya lebih banyak konsumsi makanan yang dipanggang, dikukus,” tandas dia.

Tidak hanya fokus menjaga asupan makanan, dr Kusdiansah juga meminta masyarakat menghindari kebiasaan sedentary lifestyle alias kurangnya aktivitas fisik sehari-hari, ditambah dengan kebiasaan merokok. Dua hal tersebut juga menjadi faktor di balik pergeseran usia tren kasus masalah otak semakin muda.

(naf/kna)

Membagikan
Exit mobile version