Rabu, Oktober 2


Jakarta

Peti mati berusia 3.600 tahun dibuka di Pemakaman Xiaohe di Xinjiang, China. Menariknya, di dalam sebuah mumi, terdapat sepotong keju tertua di dunia.

Melansir Sky News, Selasa (1/10/2024), keju tertua di dunia itu ditemukan terbentang di leher mumi. Keju itu ditemukan dalam penggalian pada 2003. Keju tersebut terlihat sebagai benda melingkar di leher seorang wanita muda yang dimumikan.

Awalnya, benda yang terbentang itu nampak seperti perhiasan. Tetapi, para ilmuwan membuat kesimpulan berbeda setelah mengidentifikasi sampel tersebut. Mereka menyebut benda itu adalah keju dan disimpulkan sebagai tertua di dunia.


“Keju biasa itu lembut. Ini tidak. Sekarang telah menjadi debu yang sangat kering, padat dan keras,” kata ahli paleogenetika di Akademi Ilmu Pengetahuan China di Beijing, Qiaomei Fu, kepada NBC News.

Wow! Keju Tertua di Dunia Ditemukan Jadi Olesan Mumi di China. (New York Post)

Dia menjelaskan bahwa saat peti mati wanita itu digali, peti mati tersebut ditemukan dalam keadaan terawetkan dengan baik karena iklim kering di gurun Tarim tempat peti tersebut.

Wow! Keju Tertua di Dunia Ditemukan Jadi Olesan Mumi di China. (New York Post)

Kendati produksi keju telah lama digambarkan dalam sejarah, para peneliti menulis bahwa sejarah produk susu fermentasi sebagian besar telah hilang pada zaman dahulu kala. Hal itu dituliskan dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell.

Fu mengatakan bahwa ia dan timnya mengambil sampel dari tiga makam di Pemakaman Xiaohe dan memproses DNA untuk melacak evolusi bakteri tersebut selama ribuan tahun.

Dari sampel tersebut kemudian diidentifikasi benda itu sebagai keju kefir. Keju tersebut dibuat dengan memfermentasi susu dengan butiran kefir. Selain itu, ada juga bukti bahwa susu kambing dan sapi juga ikut digunakan.

Dalam penelitian mereka, tim mengatakan bahwa penggunaan keju itu menunjukkan bagaimana populasi Zaman Perunggu berinteraksi dan bagaimana orang-orang Xiaohe secara genetis tidak toleran terhadap laktosa. Dengan kata lain, mereka terbiasa mengkonsumsi produk susu sebelum ditemukan cara pasteurisasi dan pendinginan.

“Sampel keju kefir berusia 3.500 tahun ini merupakan salah satu dari sedikit produk susu yang diawetkan selama lebih dari 3.000 tahun dan diproduksi oleh populasi Zaman Perunggu Xiaohe – populasi yang memiliki gaya hidup dan teknik yang beragam,” tulis para peneliti.

Namun, saat ditanya oleh NBC terkait apakah keju tersebut masih dapat dimakan dan apakah ia akan mencobanya, Fu mengatakan “tidak mungkin,” kata dia.

(wkn/fem)

Membagikan
Exit mobile version