Jumat, Oktober 18


Jakarta

Perum Bulog telah menghentikan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar induk hingga tradisional. Penyetopan ini dilakukan sementara karena saat ini masuk musim panen, di mana stok dari petani dalam negeri meningkat.

“Sudah disetop, SPHP yang melalui jalur distribusi sudah disetop,” kata Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi saat Bincang Bersama di Perum Bulog, Selasa (2/4/2024).

Bayu mengatakan saat ini distribusinya hanya ke ritel tradisional dan modern, di mana hanya ukuran 5 kilogram (kg). Itupun hanya ritel yang masih berkontrak distribusi dengan Bulog. Jadi distribusi SPHP ukuran puluhan kilogram yang biasa diecer sementara disetop.


“Kalau pun ada yang sudah kontrak langsung ke ritel, sudah ada kontrak sama Bulog kita salurkan sesuai kontrak jadi kita tidak genjot lagi ke distributor, hanya lewat ritel, ritel modern dan tradisional. Kita kam ada binaan rumah pangan, masih jalan sepanjang masih ada kesepakatan,” ujarnya.

Alasan disetopnya penyaluran SPHP ke pasar tradisional karena saat ini karena sudah masuk musim panen. Jadi pasokan dari petani ke penggilingan tengah melimpah.

“Supaya panen dalam negeri terserap bukan hanya Bulog oleh penggilingan dan perusahaan beras swasta,” ujar dia.

Sebelumnya, Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) meminta agar distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) disetop ke pasar disetop, termasuk ke Pasar Induk Beras Cipinang.

Wakil Ketua Perpadi Jakarta Billy Haryanto mengatakan alasan permintaan disetopnya distribusi SPHP ke pasar karena saat ini sudah masuk musim panen. Jika SPHP masuk ke pasar, akan berdampak pada harga gabah di petani.

“Kita maunya di setop beras SPHP, karena sudah panen raya,” kata Billy kepada detikcom, Rabu (27/3/2024).

Billy mengatakan pihaknya telah meminta Badan Pangan Nasional agar memerintahkan Perum Bulog menyetop distribusi SPHP.

(ada/kil)

Membagikan
Exit mobile version