Kamis, September 19


Jakarta

Marc Marquez menyadari tidak bisa membuat semua orang suka pada dirinya. Dia tidak ambil pusing dengan komentar dari para haters atau pembenci.

Juara dunia delapan kali itu kerap menerima reaksi tidak ramah di tempat-tempat tertentu, sebagian besar di Italia. Hal ini menguat setelah munculnya friksi dengan legenda MotoGP Valentino Rossi pada musim 2015.

Marquez masih punya karier panjang untuk menyamai catatan juara dunia Valentino Rossi. Rider 31 tahun itu punya delapan titel kampiun, hanya berjarak satu gelar dari The Doctor.


Dalam GP San Marino 2024 lalu, rider Spanyol itu diolok-olok dengan suara ejekan ketika berada di atas podium. Padahal Marquez membela tim asal Emilia Romagna, Gresini Ducati.

Francesco Bagnaia sebagai Italiano yang finis di urutan kedua mengeluarkan gestur untuk berhenti kepada para penggemar dengan mengibas-baskan jarinya.

Boo… begitu orang-orang bersorak saat Marquez melakukan selebrasi.

Marquez mengatakan bahwa ejekan itu tidak akan mengganggunya. Bagi The Baby Alien ejekan itu bagian dari olahraga.

“Ada momen ketika itu (komentar haters) masuk ke satu telinga dan keluar melalui telinga yang lain,” buka Marquez dikutip dari Crash, Rabu (18/9/2024).

Marquez pernah berada di masa kelam. Cedera-cedera tersebut membuatnya absen lama dan sulit bersaing di MotoGP hingga saat ini. Dia kalah bersaing dengan rider-rider muda semisal Francesco Bagnaia hingga Fabio Quartararo.

Ada yang bilang itu waktunya Marquez pensiun. Tapi dengan perjudian besar, Marquez memilih tim Gresini Ducati. Hasilnya sejauh ini cukup oke, Marquez mengakhiri puasa kemenangan. Bahkan dia back to back juara.

“Terutama karena ada saatnya seseorang yang senang dengan kegagalan orang lain sangat tidak bahagia dalam hidup mereka,” tambah dia.

“Dan tidak perlu kegembiraan Anda tercermin atau bergantung pada kegagalan orang lain. Tidak masalah jika seseorang berhasil, biarkan dia berhasil,” kata Marquez.

“Waktumu akan tiba, tetapi ini adalah hal-hal yang selalu terjadi dalam olahraga dan itu juga merupakan masalah olahraga, dan itu adalah bagian di dalamnya.”

“Atlet, dalam hal ini, harus tahu bagaimana mengelolanya dan [bagaimana] hal itu mempengaruhi Anda sesedikit mungkin,” tambah dia.

(riar/rgr)

Membagikan
Exit mobile version