Minggu, Juni 30


Gianyar

Desa Wisata Taro merupakan desa kuno di Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Budaya dan tradisi masih terjaga.

Desa Taro hanya berjarak sekitar dua jam dari Denpasar. Desa itu berada di ketinggian 600-750 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang membuat udaranya sejuk.

Desa Taro adalah pemukiman yang dirintis oleh Rsi Maharsi Markendya. Dia datang ke Bali di abad ke tujuh. Markendya merabas hutan, membangun pemukiman dan persawahan dengan sistem irigasi yang disebut subak.

Desa Taro mendapat julukan “Bhumi Sarwa Ada” yang berarti serba ada. Julukan yang sesuai, karena desa itu memiliki berbagai kekayaan alam dan budaya yang bisa memikat hati banyak wisatawan. Bagi Rsi Markandya, desa itu juga memuliki segala hal yang diinginkan dan dibutuhkan saat dia membangun mendirikan kawasan itu. Tanah subur, air melimpah, udara sejuk, alam yang indah, dll.


Selain itu, desa tersebut dijuluki Pusering Jagat atau pusat semesta.

Sejak 2017, Desa Taro telah menjadi desa wisata. Melalui pondasi Tri Hita Karana, yaitu menjaga keseimbangan hubungan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta, Desa Wisata Taro memilih tema destinasi yang berhubungan dengan alam dan spiritual.

“Mulai tahun 2017 akhir, kita garap semua destinasi itu 2018. Pembuatan masterplan dan menggali potensi itu sudah mulai di 2017. Akhirnya 2019 sudah mulai launching destinasi wisata,” ujar I Wayan Gede Ardika, pengelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Taro.

Mengusung konsep ‘Eco Spiritual Destination’, Desa Taro menyajikan berbagai destinasi alam dan spiritual yang menjadi keunikan dan warisan budaya masyarakat setempat. Perpaduan antara tradisi spiritual dan keindahan alam akan membuat siapapun terpikat.

“Kami ingin membangun konsep desa wisata yang berkelanjutan, sehingga mengusung konsep ‘Eco Spiritual Destination’. Kami menginginkan semuanya masih lestari dan menjadi warisan turun temurun, pariwisata adalah bonusnya,” kata Ardika.

Kemudian, pada 2023, Desa Taro masuk dalam daftar Programme di United Nations World Tourism Organization (UNWTO) 2023.

4 destinasi wisata unggulan yang wajib traveler kunjungi di Desa Taro yang antara lain:

1. Pura Agung Gunung Raung

Pura Agung Gunung Raung merupakan salah satu Pura Kahyangan Jagat yang ada di Bali. Keberadaan pura ini sangat erat kaitannya dengan perjalanan suci Rsi Markendya. Pura Agung Gunung Raung memiliki keunikan tersendiri, dimana umumnya persembahyangan menghadap ke timur, namun di pura ini persembahyangan menghadap ke arah barat

2. Konservasi Lembu Putih

Desa Taro adalah satu-satunya desa di Bali yang memiliki taman konservasi lembu putih, satwa yang dihormati dan disucikan. Lembu Putih dipercaya sebagai hewan suci sekaligus sebagai kendaraan Dewa Siwa.

Lembu Putih yang ada di Desa Taro dirawat dan dikonservasi untuk menjaga kelestariannya, karena sering digunakan dalam upacara agama.

3. The Fireflies Garden

The Fireflies Garden merupakan kawasan penangkaran kunang-kunang yang dikelola oleh Desa Taro. Di sini traveler bisa menemukan banyak kunang-kunang yang cantik.

Terletak di sekitar persawahan dengan udara dan air yang bersih membuat kunang-kunang mampu tumbuh dan berkembang di sini. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah di sore hingga malam hari.

4. Semara Ratih Delodsema Village

Semara Ratih Delodsema Village adalah sebuah restoran berkonsep alami yang sudah dibuka sejak 2020. Semara Ratih Delodsema Village menawarkan sensasi bersantap di tengah bentang alam yang cantik, ditemani gemericik air sungai.

Tak jauh dari restoran, traveler juga bisa menemukan sebuah mata air suci yang dapat digunakan untuk melukat.

Tak hanya menawarkan berbagai destinasi menarik. Desa Wisata Taro juga menawarkan beberapa paket aktivitas wisata yang bisa traveler coba.

Berikut paket wisata di Desa Taro

1. Paket Tirta Yatra

Paket Tirta Yatra menawarkan traveler untuk mengunjungi situs-situs tonggak perjalanan suci Ida Maharsi Markandya pada abad ke-7. Paket ini akan mengajak traveler untuk melukat di Semara Ratih, mengunjungi Pura Agung Gunung Raung, Pura Sanghyang Tegal, dan Duwe Lembu Putih.

Dengan membayar harga Rp 300.000 per orang, sudah termasuk banten, sari Jro Mangku, punia, pemandu wisata, nasi yasa, dan coffee break. Traveler juga bisa memilih lokasi untuk bersantap, mulai dari Semara Ratih hingga di Taman Lembu Putih.

2. Paket Desa Wisata

Paket wisata ini akan mengajak traveler untuk mengunjungi beberapa Objek Wisata yang menjadi ikon Desa Wisata Taro dan Sharing Session Bersama Pokdarwis Desa Wisata Taro. Dengan membayar harga Rp 195.000 per orang, traveler akan diajak ke beberapa objek wisata pilihan, coffee break, makan siang, dan sharing session.

3. Paket Studi Banding

Paket studi banding ini akan mengajak traveler untuk berkunjung ke pengelolaan sampah yang diaplikasikan menjadi pertanian organik di Desa Taro. Untuk mencoba paket ini traveler dikenakan harga sebesar Rp 195.000 per orang.

Traveler akan mendapatkan berbagai fasilitas menarik, seperti coffee break sebanyak 2 kali, berkunjung ke fasilitas pengelolaan material & kebun organik desa taro, makan siang, dan sharing session.

4. Paket Cycling Desa Taro

Desa Taro juga menawarkan paket cycling yang mengajak traveler untuk bersepeda melewati daerah pertanian, pemukiman warga, hingga beberapa destinasi wisata yang menjadi ikon Desa Taro.

Traveler bisa memilih tiga jenis paket cycling, yaitu paket 1, 2, dan 3 dengan harga Rp 250.000 per orang dan minimal 5 orang. Setiap paket memiliki rute yang berbeda-beda, jadi pastikan memilih paket yang sesuai ya traveler!

5. Paket Trekking Desa Taro

Paket Trekking Desa Taro mengajak traveler untuk jalan-jalan berkeliling Desa Taro, mulai dari pemukiman penduduk, hingga ke objek wisata yang menjadi ikon desa ini. Traveler bisa memilih tiga jenis paket trekking, yaitu paket 1 dan 2 dengan harga Rp 250.000 per orang dan minimal 5 orang.

(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version