Jakarta –
Dragor adalah sebuah desa kecil yang terletak di Pulau Amager, Denmark. Desa itu merupakan desa pelabuhan dengan view menawan dan sejarah kemaritiman.
Desa tersebut hanya berjarak sekitar 12 kilometer dari Kota Kopenhagen, menjadikannya tujuan wisata yang mudah dijangkau dari ibu kota Denmark itu.
Melansir Express, Senin (11/11/2024) dengan jalanan yang berbatu serta arsitektur bersejarah yang terawat, Dragor memberikan kesan sebagai desa nelayan yang unik. Desa itu juga memiliki sejarah panjang, berdiri sejak abad ke-12 dan berkembang sebagai komunitas nelayan dan maritim.
Pada abad ke-16, petani dan nelayan Belanda datang dan menetap di Dragor membawa keahlian pertanian yang berpengaruh pada perkembangan kota. Kota Tua Dragor (Dragor Gamle By) terkenal dengan rumah-rumah kuning beratap genting merah dan jalan-jalan sempit yang berkelok-kelok.
Kota tua Dragor dekat Kopenhagen, Denmark (Getty Images/jeancliclac)
|
Sebagian besar bangunannya dilestarikan dalam gaya abad ke-18 dan ke-19, memberikan nuansa klasik yang memikat. Pelabuhan Dragor menjadi pusat kota dengan perahu nelayan yang sering terlihat berlabuh di sana.
Hingga sekarang, pelabuhan itu masih tetap menjadi titik fokus bagi nelayan lokal dan budaya maritim desa tersebut. Pelabuhan Dragor juga dikelilingi oleh kafe dan restoran yang menyajikan hidangan laut segar.
|
Di musim panas, pelabuhan tersebut menjadi sangat ramai dengan berbagai acara, mulai dari pasar makanan hingga sajian musik. Pantai Dragor menawarkan pemandangan indah Selat Oresund dan garis Pantai Swedia, serta menjadi tempat yang tenang untuk berjemur dan berenang saat cuaca hangat.
Di sekitarnya, terdapat jalur alam dan area pengamatan burung yang populer di kalangan pendaki dan pengendara sepeda, termasuk Benteng Dragor dan hutan Kongelunden.
Desa ini sangat disukai wisatawan dengan banyak yang memuji keindahan dan suasana yang tenang. Seorang pengunjung di platform TripAdvisor menggambarkan Pelabuhan Dragor sebagai tempat yang indah dengan pemandangan laut, jembatan Oresund, dan pantai Swedia di seberang jembatan.
|
Adapun wisatawan lainnya yang merekomendasikan untuk mengunjungi desa tepi laut itu, menikmati pemandangan indah, berjalan-jalan di pusat kota, dan mencicipi ikan segar. Ia menggambarkan pengalaman di Dragor sebagai sesuatu yang berbeda dari Kopenhagen.
“Di sana terdapat beberapa bar dan restoran, tempat Anda dapat menikmati makan siang dan makan malam. Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya saya datang ke sini dan tetap sungguh luar biasa, saya ingin terus menyempatkan ke sini setiap kali ke Denmark,” tulis wisatawan itu.
Bagi wisatawan yang tertarik dengan sejarah, Museum Dragor menyajikan kisah tentang transformasi desa nelayan di sana menjadi sebuah kota maritim terbesar kedua di Denmark pada abad ke-18. Wisatawan yang berkunjung dapat melihat kamar nakhoda yang autentik dan belajar tentang perlawanan Dragor selama Perang Dunia II.
Museum tersebut juga menawarkan pameran interaktif dan karya seni dari pelukis terkenal kota ini. Mengunjungi Museum Dragor dan berjalan-jalan di kota tua adalah cara yang sempurna untuk menutup pengalaman wisata di desa tersebut.
(upd/fem)