
Gianyar –
Desa Batuan di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali dikenal oleh kalangan kolektor benda seni sejak lama. Setahun terakhir ini, salah satu desa tertua di Pulau Dewata itu menggaet generasi muda.
Desa Batuan Sukawati boleh dibilang pusat kesenian Bali. Masyarakat desa ini memiliki kepiawaian melukis, membuat patung, mengukir kayu dan menari.
Selain itu, Desa Batuan memiliki landmark berupa pura bersejarah, Pura Puseh Batuan.
Kepala Desa Batuan Ari Anggara mengatakan Desa Batuan bukan mendadak menjadi desa seni. Merujuk sebuah prasasti kuno, Desa Batuan sudah ada sejak tahun 1000-an.
“Desa kami adalah salah satu dari sedikit desa tua di Bali yang kaya akan potensi kebudayaan dan seni. Beberapa tari endemik lahir dari desa ini. Desa ini juga dikenal sebagai desa pelukis, seniman ukir, seniman karawitan, tabuh, dan perajin-perajin yang memang sudah tersohor di provinsi Bali,” kata Ari dalam perbincangan dengan detiktravel.
Bagi para kolektor seni, Desa Batuan bukanlah desa yang asing. Di sinilah mereka memburu hasil seni dengan harga tinggi.
“Di Bali seni itu menginterprestasikan agama, yang ini hasil kesenian yang dibuat oleh perajin ada yang disakralkan. Ada pula hasil kesenian yang dibuat secara massal. Sebagai contoh barong, ada yang dibuat untuk ibadah, ada yang dibuat untuk oleh-oleh. Tarian juga begitu ada yang ditarikan untuk hiburan, ad ayang untuk persembahan, meskipun perwujudannya hampir sama,” kata Ari.
“Nah, karya seni yang disakralkan itu biasanya menggunakan bahan pilihan, yang bagus. Harganya lebih mahal, biasa dicari kolektor. Sumbernya dari mana? Dari desa ini,” kata Ari.
“Buat para kolektor seni, desa ini sudah dikenal, banyak yang ke sini,” ujar dia.
Penari di Desa Batuan, Gianyar, Bali (dok. Desa Batuan)
|
Sebagai kepala desa, Ari memiliki PR besar untuk mendatangkan wisatawan dari kelompok berbeda. Dia membidik wisatawan berkelompok, seperti pelajar yang melalukan study tour. Dia mulai menggaet kelompok pelajar setahun terakhir.
“Kelompok wisatawan study tour ini bisa membuat Desa Batuan lebih hidup. Kami menyiapkan satu paket wisata untuk 30-50 orang dalam sekali kunjungan. Mereka tidak mengunjungi satu spot, namun dengan paket wisata itu pengunjung melakukan berbagai kegiatan; ke pura, ke seniman tari untuk belajar tari, melukis khas Batuan, orang mengukir topeng, kemudian menyisipkan edukasi tentang mengelola sampah, kemudian ditutup makan siang/sore. Dengan paket wisata itu ternyata bisa melibatkan seluruh warga desa,” Ari menjelaskan.
“Selain itu, wisatawan menjadi lebih lama berada di Desa batuan. Jika sebelumnya hanya sekitar 13-17 menit, kini dengan paket wisata, pengunjung berada di Desa Batuan selama 4-5 jam. Mereka berinteraksi dengan warga, mencoba langsung beragam kesenian warga, tidak hanya melihat-liat,” dia menambahkan.
Ari memaparkan terobosan itu diuji coba pada 2022 dan diterapkan mulai Januari 2024. Sejak itu pula, pendapatan desa melalui pariwisata menunjukkan peningkatan, dari saldo minus menjadi belasan rupiah akhir tahun lalu.
“Melalui BUMDES yang kami bentuk, dalam satu tahun keuntungan Rp 13 jutaan, belum banyak tapi sudah sangat menjanjikan. Dan, y ang terpenting ekonomi masyarakat mutar,” dia menambahkan.
Ari mengatakan salah satu pendukung pengembangan desa wisata itu adalah sebagai nomine Desa Brilian 2022 yang diselenggarakan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Melalui program itu, Desa Batuan Sukawati mendapatkan pendampingan dan pemberdayaan dari BRI dalam mengembangkan potensi desa.
“Tentunya melalui pemberdayaan dan pendampingan yang diberikan sangat berdampak pada pengembangan usaha desa. “Saya sangat berharap apa yang telah menjadi warisan di Batuan terutama warisan kebudayaan yang telah kita warisi lebih dari 1000 tahun lalu tetap tumbuh dan eksis di masyarakat,” kata Ari.
Seiring berkembangnya pariwisata Desa Batuan, Ari semakin optimistis mewadahi pembinaan berkesenian anak-anak, baik seni lukis, ukir, dll.
“Seminggu sekali ada pelatihan buat anak-anak agar kesenian Desa Batuan tetap lestari,” kata Ari.
batuan seniman ada dua jenis: ada yang khusus untuk bikin produk sakral buat seluruh Bali, ada yang dibuat mass produk untuk oleh-oleh, biasanya dipasarkan ke pasar seni seni Sukowati.
Dia mengakui generasi muda di desanya terus mengembangkan bakat seni mereka melalui sanggar-sanggar kesenian. Seni lukis batuan dikenal dengan ciri khasnya yang sangat detail dan kompleks, sebuah keunikan yang membuatnya diakui sebagai warisan budaya tak benda pada tahun 2018.
“Pihaknya tidak hanya fokus pada seni dan budaya namun juga berkomitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dukungan ini diberikan melalui keberadaan unit-unit usaha di desa tersebut yang tidak hanya membantu mendorong perekonomian masyarakat tetapi juga memberikan edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,” ujar dia.
Ari menambahkan, atas potensi dan pengembangan yang dilakukan, Desa Batuan ikut dalam program Desa BRILiaN 2022 yang diselenggarakan BRI. Melalui program ini, Desa Batuan Sukawati mendapatkan pendampingan dan pemberdayaan dari BRI dalam mengembangkan potensi desa.
“Tentunya melalui pemberdayaan dan pendampingan yang diberikan sangat berdampak pada pengembangan usaha. Nah sebagian dari pendapatan BUMDesa setiap tahunnya itu menjadi pendapatan asli desa yang digunakan kembali untuk membangun di desa. Saya sangat berharap apa yang telah menjadi warisan di Batuan terutama warisan kebudayaan yang telah kita warisi lebih dari 1000 tahun lalu tetap tumbuh dan eksis di masyarakat,” ujar Ari.
Merujuk situs BRI, Desa BRILiaN merupakan program pemberdayaan desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktek kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis sustainable development goals (SDG’s). hingga triwulan III 2024, Program Desa BRILiaN tercatat telah diikuti oleh 3.957 desa yang aktif bergerak berinisiatif dan berkomitmen untuk maju.
Desa Batuan memiliki beberapa unit usaha, antara lain, Warung Desa, Pengelolaan sampah, Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) yang merupakan pola pengelolaan sampah di tingkat kawasan atau komunal dan keberadaan AgenBRILink.
Selain itu, BUMDesa Praja Kerta yang terbentuk pada tahun 2018 ini memiliki unit usaha Pusma Aman yaitu pusat pangan jadi kompos yang dihasilkan dari TPS3R. Puspa Aman merupakan program pemerintah yang berupaya untuk mengajak masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan rumah ataupun lahan tidak produktif. Lahan tersebut dapat dikembangkan sebagai penghasil pangan dalam memperbaiki gizi keluarga, sehingga dimanfaatkan untuk menambah penghasilan.
Sejak 2022, Desa Batuan menerapkan konsep ‘the right man on the right place’ artinya memperbaharui unsur-unsur kelembagaan yang ada di Bumdesa untuk bisa lebih optimal memanfaatkan dan mengelola potensinya.
(fem/fem)