Minggu, Oktober 6

Jakarta

Iran telah melancarkan serangan terbesarnya terhadap Israel, menembakkan 180 rudal balistik. Sebagian rudal itu tampaknya dicegat sistem pertahanan antirudal yang digunakan Israel. Sebagian disebut Iran berhasil mencapai sasaran di Israel.

Serangan udara tersebut, yang jauh lebih serius daripada serangan serupa pada bulan April. Berikut adalah gambaran kemampuan rudal balistik Iran dan sistem pertahanan yang digunakan Israel dan pasukan lain di kawasan tersebut, seperti dikutip detikINET dari CNN.

Rudal Iran

Menurut Missile Threat Project di Center for Strategic and International Studies (CSIS), Teheran punya ribuan rudal balistik dan jelajah dengan berbagai jangkauan. Jumlah pastinya tak diketahui. Namun, Jenderal AU AS Kenneth McKenzie pernah mengatakan Iran memiliki lebih dari 3.000 rudal balistik.


Lintasan rudal balistik membawanya keluar atau mendekati batas atmosfer Bumi, sebelum muatan hulu ledak terpisah dari roket dan jatuh ke sasaran. Nah, Iran menggunakan varian rudal balistik Shahab-3 dalam serangan terbaru terhadap Israel.

Shahab-3 adalah fondasi rudal balistik jarak menengah Iran. The Missile Threat Project mengatakan Shahab-3 mulai beroperasi di 2003, dapat membawa hulu ledak hingga 1.200 kilogram. Iran Watch menyebut varian terbaru Shahab-3, rudal Ghadr dan Emad, memiliki akurasi hingga mendekati 300 meter dari target.

Media Iran melaporkan Teheran juga menggunakan rudal Fattah-1 dalam serangan tersebut. Teheran menyebut Fattah-1 rudal hipersonik, yang berarti bisa melaju Mach 5, atau lima kali kecepatan suara (sekitar 6.100 kilometer per jam).

Tak hanya itu, Iran juga dilaporkan mengerahkan Fattah-2, penerus Fattah-1. Menurut pejabat Iran, rudal ini menargetkan sistem pertahanan Arrow Israel, yang dirancang mencegat rudal balistik jarak jauh.

Rudal itu dapat bermanuver dan meluncur pada kecepatan antara Mach 5 dan 20. Fattah-2 memiliki jangkauan 1.500 km, sedikit lebih jauh dari pendahulunya. Rudal semacam itu dapat mengubah lintasan selama penerbangan untuk menghindari sistem pertahanan lawan.

Pertahanan rudal Israel

Israel mengoperasikan berbagai sistem untuk memblokir serangan, mulai rudal balistik hingga rudal jelajah dan roket yang terbang rendah. Banyak perhatian ke sistem Iron Dome, namun Iron Dome adalah lapisan bawah pertahanan rudal Israel dan dilaporkan bukan sistem utama yang dipakai melawan rudal balistik Iran.

Menurut Organisasi Pertahanan Rudal (IMDO), sistem pertahanan rudal yang lebih atas dari Iron Dome adalah David’s Sling, yang melindungi dari ancaman jarak pendek dan menengah.

David’s Sling, proyek gabungan antara RAFAEL Advanced Defense System milik Israel dan perusahaan pertahanan AS Raytheon, menggunakan rudal pencegat kinetik Stunner dan SkyCeptor untuk menghancurkan target sejauh 300 kilometer.

Di atas David’s Sling terdapat sistem Arrow 2 dan Arrow 3 milik Israel, yang juga dikembangkan bersama dengan AS. Menurut CSIS, Arrow 2 menggunakan hulu ledak fragmentasi untuk menghancurkan rudal balistik yang masuk pada fase akhir, yakni saat rudal menukik ke target.

Menurut Missile Defense Advocacy Alliance, Arrow 2 memiliki jangkauan 90 kilometer dan ketinggian maksimum 51 kilometer. Sementara Arrow 3 menggunakan teknologi hit-to-kill untuk mencegat rudal balistik yang melaju di luar angkasa, sebelum rudal kembali memasuki atmosfer dalam perjalanan menuju target.

(fyk/fay)

Membagikan
Exit mobile version