Sabtu, Desember 14


Jakarta

Sebuah perusahaan asuransi menyelenggarakan sayembara kisah traveling paling menyedihkan. Bagi ceritanya paling menyedihkan akan diberikan hadiah sebesar Rp 159 juta.

Diberitakan New York Post, Jumat (13/12/2024) perusahaan Travel Guard memposting cerita para traveler ini secara online. Berikut beberapa kisahnya:

1. Dokter yang acuh

Anna F tidak akan pernah melupakan perjalanannya tahun 2001 ke Italia selatan. Perjalanan indah dan mereka menginap di sebuah apartemen yang menghadap ke Laut Tyrrhenian. Namun, keadaan menjadi kacau saat mendaki gunung ketika putranya yang berusia 11 tahun mengalami sedikit masalah di area kelaminnya.


“Dia sangat bengkak dan saya panik karena sekarang kami berada di negara yang belum pernah saya kunjungi, tidak ada seorang pun yang kami kenal, jadi saya bahkan tidak tahu di mana rumah sakit terdekat,” katanya.

Mereka akhirnya menuju ke rumah sakit dan Anna terkejut dengan apa yang dilihatnya.

“Itu sangat aneh karena di rumah sakit ada dua dokter yang saya ajak bicara dan salah satunya benar-benar merokok saat saya berbicara dengannya!” tulisnya.

“Salah satu dokter melihatnya dan memberinya suntikan yang sangat mengkhawatirkan karena mereka bahkan tidak bertanya kepada saya apakah dia memiliki alergi, jadi sekarang saya punya hal lain yang perlu dikhawatirkan!”

Akhirnya, anak laki-laki itu baik-baik saja, dan dokter mengira itu adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh kotoran anjing di pantai.

2. Tersandung karena merekam pesawat

Seorang pria dan istrinya memutuskan untuk pergi melihat pesawat di Saint Martin di Pantai Maho yang populer, yang terletak di dekat Bandara Internasional Princess Juliana.

“Kami memposisikan diri di pantai untuk mendapatkan video yang sempurna dari pesawat besar ini yang terbang sangat rendah di atas kepala kami saat mereka mendekati landasan pacu,” tulis pria itu, Lloyld L.

“Saat istri saya mengarahkan kameranya untuk menangkap pesawat yang terbang tepat di atas kepala kami, dia tersandung trotoar beton yang tinggi yang mengakibatkan cedera parah pada kakinya.”

3. Diikuti kejadian buruk dari awal terbang hingga pulang kembali

Jennifer G ingin menikmati hidupnya yang berjuang melawan gagal ginjal dengan bepergian sebanyak mungkin sebelum dia menjalani dialisis pada tahun 2022. Dia pun terbang ke Meksiko dengan harapan menginap dengan hotel yang punya kolam renang dan oasis pantai yang ciamik.

Namun semua bayangan indah itu buyar saat dia mengetahui pantai dekat penginapannya tutup selama satu minggu.

“Saya pergi keluar untuk menikmati pantai hanya untuk mengetahui bahwa mereka TIDAK PUNYA AKSES PANTAI SAMA SEKALI pantai itu benar-benar ditutup dengan tali. Saya pergi menelepon resepsionis & mereka tidak pernah menjawab jadi saya berjalan ke kantor dan mereka berkata “pantai tutup sepanjang minggu, gunakan kolam renang,” tulis wanita itu.

Dia kemudian memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan mulai membongkar pakaiannya. Namun sungguh, dia membongkar mimpi terburuknya.

“Saya menemukan JAMUR, KUTU BEDAK, BRANKAS RUSAK, AC KOTOR & TIDAK MAU MATI dan sama sekali TIDAK ADA AIR YANG MENGALIR! Sekali lagi, saya mencoba menghubungi resepsionis tetapi tetap tidak ada jawaban.”

Harinya terasa makin menyebalkan saat menuju kolam renang. Ternyata kolam juga tutup untuk perbaikan. Saking muaknya, dia ingin segera terbang ke rumahnya di Wisconsin.

“Saya tidak bisa naik pesawat hari itu jadi saya meletakkan handuk & TIDUR DI BAK MANDI YANG KOSONG karena saya tidak ingin membawa kutu busuk pulang. Saya menggigil sepanjang malam. Saya hanya tidur selama 2 jam & entah bagaimana saya masih terbangun dengan BENJOLAN MERAH YANG GATAL DI SELURUH TUBUH SAYA,” tulisnya dengan penuh emosi.

Namun, itu belum berakhir. Bagasi wanita ini pun hilang dan dia terkena Covid.

“Setelah mendarat, saya menunggu selama 3 jam untuk mendapatkan bagasi..tidak pernah muncul. Saya pergi ke meja maskapai dan mendapati BAGASI SAYA HILANG! Sambil menangis, saya pulang dalam badai salju,” wanita yang kemudian pergi ke perawatan darurat dan didiagnosis dengan Covid itu menambahkan.

Saat berada di kantor dokternya, dia melihat bahwa dompet dan kacamata hitamnya telah dicuri di resor tersebut.

Saat akan membatalkan kartu kreditnya, dia melihat bahwa resor tersebut telah menagihnya selama seminggu, bukan satu hari yang dijanjikan saat dia mengeluh. Selain itu, ada biaya yang sangat besar sebesar $659 untuk panggilan telepon yang menurut wanita itu tidak pernah dilakukannya.

4. Dimasukkan ke dalam kantong mayat

Kejadian konyol inilah yang memenangkan hadiah utama USD 10.000. Seorang wanita bernama Julie melakukan perjalanan terjun payung ke Phoenix pada bulan November 2021, Julie bersama temannya Sam, dan yang lainnya pergi ke kelab malam di Scottsdale malam sebelumnya.

Sam mulai merasa tidak enak badan setelah minum beberapa gelas dan meminta teman-temannya untuk pergi. Setelah mabuk parah, akhirnya mereka dibawa dengan trolly untuk kembali ke penginapan.

Keesokan harinya, karena takut minumannya dicampur dengan obat bius, mereka menelepon 911.

“Hal berikutnya yang saya tahu, sebuah truk pemadam kebakaran, ambulans, dan mobil polisi sudah ada di luar,” kenang Julie.

Dia menambahkan bahwa seorang petugas polisi mengatakan mereka akan membawanya ke rumah sakit setempat.

“Dia kemudian dengan ragu-ragu memberi saya peringatan tentang apa yang akan terjadi selanjutnya… karena pintu masuk gedung kami sangat sempit, tandu tidak akan muat di dalam ruangan. Jadi, paramedis akan membawa Sam keluar dengan kantong mayat…bicarakan tentang trauma.”

Keesokan harinya, Sam terbangun dengan satu pikiran di benaknya.

“Setelah saya menjelaskan semuanya kepadanya, tiba-tiba dia duduk dan berkata, ‘Tunggu, kita harus pergi, kita harus terjun payung!’. Saya berkata, ‘Tidak mungkin, kamu benar-benar hanya berada di dalam kantong mayat!,” kenang Julie.

“Bertentangan dengan keinginan saya, dan setelah menghabiskan sepanjang malam di rumah sakit, kami akan terjun payung. Terjun payung itu sendiri sangat mudah dibandingkan dengan malam yang baru saja kami alami,” tambahnya.

(sym/wsw)

Membagikan
Exit mobile version