Jakarta –
Negeri Gajah Putih tak ubahnya tempat liburan favorit orang Indonesia. Yang mau liburan ke sana hati-hati ya, gelombang panasnya memakan korban.
Dilansir dari The Thaiger pada Sabtu (11/5), Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand mengumumkan jumlah korban jiwa akibat gelombang panas. Tahun ini korban meningkat, dari 37 jiwa menjadi 61 orang.
Dr Apichart Vachiraphan, Wakil Direktur Jenderal Departemen Pengendalian Penyakit (DDC) mengungkapkan bahwa sebagian besar korban jiwa akibat gelombang panas berada di wilayah timur Thailand yaitu 33 orang. Di bagian tengah dan barat mencatatkan 13 korban dan utara 10 korban.
“Korban bekerja keras di bawah terik matahari dan diperparah dengan seringnya mengkonsumsi alkohol,” jelasnya.
Perhitungan resmi kematian akibat cuaca panas, mulai dari tahun 2018 hingga 7 Mei tahun ini sudah mencapai angka 200.
“Meskipun kadang-kadang hujan, serangan panas masih tetap ada di wilayah-wilayah yang bergulat dengan suhu yang melonjak, sehingga menimbulkan kegagalan organ dan kematian,” tambahnya.
Dr Apichart mengatakan bahwa gejala serangan panas bisa dilihat dari kulit kemerahan tanpa keringat, denyut nadi cepat, sakit kepala, pusing, kebingungan dan bahkan tidak sadarkan diri.
Untuk melindungi diri dari ancaman mematikan ini, masyarakat dan turis didesak untuk menghindari aktivitas di luar ruangan mulai pukul 11.00-15.00 waktu setempat.
“Prioritaskan hidrasi, hindari kafein, alkohol dan minuman manis serta memilih pakaian longgar,” ujarnya.
Simak Video “Turis ke Thailand Harus Bawa Uang Rp 6,5 Juta, RI Tak Mau Ikut-ikutan“
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/bnl)