Kamis, Juli 4


Jakarta

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 9,03% atau sekitar 25,22 juta orang per Maret 2024. Jumlah tersebut turun 0,33% poin atau lebih rendah 0,68 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Pada Maret 2024 persentase penduduk miskin di Indonesia sebesar 9,03% atau sekitar 25,22 juta orang,” kata Plt Sekretaris Utama BPS Imam Machdi dalam konferensi pers, Senin (1/7/2024).

Imam menyebut tingkat kemiskinan pada Maret 2024 ini sudah lebih rendah dibandingkan kondisi sebelum pandemi COVID-19. Penurunan tingkat kemiskinan lebih besar terjadi di perdesaan yakni sebesar 0,43% poin, dibandingkan di perkotaan yang hanya turun 0,20% poin.


“Jika dibandingkan, masih terjadi disparitas yang cukup lebar antara perkotaan dan perdesaan. Pada Maret 2024 tingkat kemiskinan di perdesaan mencapai 11,79%, sementara di perkotaan 7,09%. Penurunan tingkat kemiskinan di perdesaan lebih besar daripada di perkotaan,” beber Imam.

Dengan data terbaru ini, tercatat masih terdapat 20 provinsi memiliki tingkat kemiskinan di atas angka nasional. Sementara sisanya sebanyak 18 provinsi berada di bawah angka nasional.

“Seluruh provinsi di pulau Papua memiliki tingkat kemiskinan di atas angka nasional, sementara sebagian besar provinsi di pulau Kalimantan di bawah angka nasional kecuali Kalimantan Utara,” tutur Imam.

Sebagai informasi, fenomena sosial ekonomi yang dapat menurunkan tingkat kemiskinan pada Maret 2024 adalah pertumbuhan ekonomi, nilai tukar petani (NTP), upah buruh lapangan usaha pertanian, serta bantuan sosial yang diberikan pemerintah.

Sayangnya penurunan kemiskinan terhalang oleh harga beberapa komoditas pokok yang meningkat selama Maret 2023 sampai Maret 2024. Di antaranya harga beras yang naik sekitar 20,07%, telur ayam ras naik 11,56%, cabai merah naik 45,94% dan gula pasir naik 18,41%.

(aid/ara)

Membagikan
Exit mobile version