Minggu, November 17

Semarang

Telkom belakangan kian giat membangun data center. Seiring upaya mengatasi perubahan iklim dan komitmen ESG (environmental, social, governance), data center perusahaan induk Telkomsel ini pun kian mengarah ke energi hijau.

Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah menyatakan bahwa infrastruktur data center Telkom diupayakan untuk menggunakan energi terbarukan walaupun masih ada beberapa tantangan.

Untuk saat ini di Indonesia, sumber listrik masih belum dibedakan, entah memakai PLTA, panas Bumi atau tenaga surya. PLN baru mengeluarkan sertifikasi bahwa asal sumber listrik hijau mencakup sekian persen dan sekian persen dari fosil.


Adapun di Singapura, data center Telkom harus comply dengan energi hijau sebagai bagian dari usaha negara tetangga itu mencapai kondisi net zero di tahun 2030. Di Singapura, akses listrik data center disediakan melalui pulau dengan tenaga surya.

Adapun di dalam negeri, Telkom saat ini tengah membangun data center baru di Batam. “Nah yang sudah kita rencanakan dan sedang kita lakukan itu di Batam. Di Batam lagi bangun data center baru, nanti kita desain tidak renewable tapi clean karena memakai gas Bumi,” cetus Ririek.

Implementasi sumber daya bersih gas Bumi untuk data center itu dilakukan Telkom bekerja sama dengan PT Medco Power Indonesia. Adapun data center Telkom dibangun oleh anak usahanya.

Perusahaan data center PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC) itu dalam pernyataannya menargetkan bahwa pembangunan pusat data atau data center yang berlokasi di Batam, Kepulauan Riau, akan rampung pada kuartal ketiga tahun 2025 setelah dibangun sejak tahun 2022.

Melalui kehadiran bangunan NeutraDC Nxera Batam ini maka akan menambah lokasi hyperscale data center milik NeutraDC yang saat ini juga berada di Cikarang dan di negara tetangga, Singapura, dengan klasifikasi Tier III dan IV.

(fyk/fyk)

Membagikan
Exit mobile version