Jumat, November 1

Jakarta

Republik Uzbekistan yang timnas U23-nya akan menghadapi Indonesia di semifinal Piala Asia U-23. Uzbekista adalah negeri yang terletak di Asia tengah dan punya populasi terbesar di kawasan itu, yaitu sekitar 36 juta. Nah, di sana juga ada gua misterius yang dinamakan Dark Star.

Dark Star adalah nama sistem gua di Pegunungan Boysuntov, Uzbekistan, sekitar 350 kilometer dari ibu kota Tashkent, dekat desa Boysun. Gua ini memiliki tujuh pintu masuk. Pintu masuk pertama ditemukan orang Rusia di 1984, tapi baru tahun 1990, penjelajah gua Inggris menjelajahinya. Namanya diambil dari film tahun 1974 dengan judul yang sama.

Pada Maret 2017, tempat ini telah dieksplorasi delapan ekspedisi berbeda, dengan lebih dari 17 kilometer lorong ditemukan, dengan perkiraan kedalaman lebih dari 900 meter. Tetapi diestimasi gua ini sebenarnya lebih dalam dari itu, bahkan ada yang menjulukinya Everest bawah tanah.


Para ahli yakin masih banyak hal yang perlu dijelajahi dan ditemukan di kedalaman tersembunyi Dark Star. Mungkin suatu hari nanti gua ini akan mengambil alih gelar gua terdalam di dunia dari pemiliknya saat ini, Gua Veryovkina dengan kedalaman 2.212 m di Georgia.

“Sistem gua ini belum sepenuhnya dipetakan, sebagian karena lokasinya yang terpencil di wilayah yang politiknya tidak stabil dan juga karena luasnya membutuhkan kemampuan teknis canggih dan banyak peralatan. Sebagian ekspedisi kekurangan tali,” tulis National Geographic.

Ahli geologi Boaz Langford adalah bagian dari tim ilmuwan dan penjelajah gua internasional yang menjelajahi sistem tersebut di 2014. Ia merasa takjub akan berbagai macam pemandangan yang ditemukan di dalamnya.

“Di cabang lain ada danau beku, di tempat lain, air terjun besar. Variasi pemandangannya luar biasa. Setiap area berbeda. Dark Star tidak seperti yang lain. Benar-benar tidak biasa. Saya seorang ilmuwan, dan tidak terlalu religius, tapi ada sesuatu yang spiritual di tempat itu,” katanya.

Langford dan rekannya bertemu dengan anggota ekspedisi lain di Tashkent. Memuat semua peralatan ke bus, mereka berkendara sejauh 160 km di sepanjang bagian Jalur Sutra kuno menuju Samarqand, sebelum beralih ke truk roda enam melintasi dataran gersang ke distrik Baisun di perbatasan Afghanistan.

Di kaki pegunungan Baisun-Tau, mereka meninggalkan truk dan melanjutkan jalan kaki dua hari, dengan keledai membawa perlengkapan.”Jalannya sangat berbahaya sehingga salah satu keledai terjatuh dari tebing dan mati,” kata Langford.

Akhirnya, tim mencapai titik di mana terlalu sulit bagi keledai untuk melanjutkan perjalanan, jadi mereka sendiri yang membawa perlengkapan tersebut ke base camp. Dari base camp, masih diperlukan pendakian selama dua jam dilanjutkan dengan pendakian tali sepanjang 100 m untuk mencapai Dark Star.

Jauh di dalam sistem gua tak ada cahaya alami. Soal makanan, semua orang di bawah tanah memasak sendiri. Para penjelajah gua minum langsung dari aliran sungai di Dark Star. Salah satu masalah di Dark Star adalah hawa dingin. Hipotermia jadi ancaman dan dapat menyerang sangat cepat. “Suhu di luar bisa 20°C dan di dalam mendekati nol,” kata Langford.

“Anda harus bersiap kerja super cepat melawan cuaca dingin. Saat tidak bekerja, Anda bisa kedinginan di malam hari. Jika base camp bawah tanah penuh, katakanlah, lima orang, maka baguslah, Anda hangat. Tapi kalau hanya tiga orang, kamu butuh kantong tidur yang bagus,” tambahnya.

Simak Video “Serba-serbi Jelang Laga Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan
[Gambas:Video 20detik]

(fyk/fay)

Membagikan
Exit mobile version