Sabtu, April 12


Jakarta

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan tarif untuk barang yang masuk ke AS kepada 100 mitra dagangnya. Kebijakan itu berlaku mulai 5 April 2025.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (5/4/2025), ada beberapa dampak langsung yang terjadi usai kebijakan itu diteken. Pertama, China langsung membalas Trump. Barang-barang AS yang diekspor ke China akan dikenakan tarif balasan sebesar 34%.

Kedua, harga minyak diketahui anjlok dan menjadi yang terendah sejak pandemi COVID-19. Berikutnya, pasar saham juga merespon negatif, seperti pasar saham Eropa yang anjlok 2%, menjadi yang terburuk dalam 8 bulan terakhir. Kemudian pasar saham AS Dow Jones Industrial Average merosot 1.500 poin dua hari berturut-turut.


Inflasi AS diperkirakan melonjak seperti yang diperingatkan Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Pertumbuhan ekonomi AS juga dikhawatirkan melambat.

Namun, saat kebijakan itu diumumkan, Gedung Putih menyebut keputusan Trump akan sangat baik untuk masyarakat AS, demi kemakmuran, dan perdamaian bangsa tersebut.

“Ini adalah minggu yang sangat sukses bagi rakyat Amerika karena Presiden Donald Trump terus mengejar kekuatan, kemakmuran, dan perdamaian tanpa henti dan meletakkan dasar bagi Amerika untuk menjadi pusat kekuatan global bagi generasi mendatang,” kata Gedung Putih.

Dalam keterangan berbeda, Trump mengatakan bahwa kebijakan tarif tersebut merupakan tindakan yang berani untuk memberikan balasan setelah lama industri AS dihancurkan

“Menerapkan rencana yang berani untuk perdagangan timbal balik saat mereka berupaya membalikkan dekade globalisasi yang telah menghancurkan basis industri kita,” tegasnya.

Simak Video: Grafik Tarif Terbaru untuk 185 Negara, Indonesia Kena 32%

(ada/ara)

Membagikan
Exit mobile version