Senin, Januari 6

Jakarta

Elon Musk buka suara setelah sebuah mobil Tesla Cybertruck meledak di depan hotel milik Donald Trump di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat. Ia menyebut aksi tersebut sebagai tindakan terorisme.

Dalam rangkaian cuitannya di Twitter/X, Musk mengatakan tim di Tesla sudah mengonfirmasi bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh kembang api berukuran sangat besar atau bom yang dibawa oleh Cybertruck tersebut.

Mobil pickup elektrik itu disewa dari Turo, platform marketplace di mana pemilik dapat menyewakan kendaraannya. Musk juga berasumsi ledakan ini terkait dengan kasus truk yang menabrak kerumunan saat perayaan tahun baru di New Orleans yang menewaskan setidaknya 15 orang.


“Tampaknya ini merupakan aksi terorisme,” tulis Musk dalam cuitannya, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (2/1/2025).

“Cybertruck ini dan mobil bom bunuh diri (Ford) F-150 di New Orleans disewa dari Turo. Mungkin keduanya terkait,” sambungnya.

Musk mengatakan akan ikut membantu penyelidikan kasus ini. Sheriff Clark County Kevin McMahill mengonfirmasi pernyataan Musk, dan mengatakan Tesla sudah menyediakan informasi dari sistemnya termasuk data kendaraan dan riwayat stasiun pengisian daya.

Kepolisian Las Vegas mengatakan Cybertruck tersebut berhenti di depan pintu masuk hotel Trump. Awalnya asap terlihat keluar dari kendaraan lalu diikuti ledakan besar.

Akibat ledakan tersebut, tujuh orang menderita luka ringan dan semuanya berada dalam kondisi stabil atau sudah keluar dari rumah sakit. Pengemudi Cybertruck, yang meninggal dunia dalam ledakan tersebut, belum diungkap identitasnya.

“Kami sudah tahu siapa yang menyewa truk tersebut, tapi kami tidak bersedia untuk merilis informasi tersebut saat ini,” kata MchMahill.

(vmp/rns)

Membagikan
Exit mobile version