Jumat, Januari 10


Jakarta

Objek wisata Curug Tilu Leuwi Opat menjadi destinasi favorit wisatawan lokal saat ini. Siapa sangka, dulu kawasan ini dianggap tidak produktif, berbeda dari area di sekitarnya.

Curug itu merupakan lahan yang tanahnya kurang baik bila dijadikan perkebunan. Padahal, kawasan objek wisata itu dikelilingi oleh perkebunan sayuran.

Agar lahan yang asalnya tidak bermanfaat itu bisa menghasilkan pundi-pundi uang, pemilik lahan menyulap area tersebut menjadi sebuah objek wisata. Pertimbangannya, ada sungai dan air terjun. Pada 2006 kawasan itu mulai dibuka untuk wisatawan dan dinamai Curug Tilu Leuwi Opat.

Nur, petugas pengelola curug itu, menjelaskan arti dari Curug Tilu Leuwi Opat. Curug yang berarti air terjun dan leuwi berarti kolam atau kubangan, karena memiliki tilu (tiga) air terjun serta memiliki opat (empat) kolam jadi nama objek wisata ini disebut Curug Tilu Leuwi Opat.

Dan kini objek wisata ini bekerja sama dengan pihak Perhutani dan beberapa pihak lain untuk menunjang fasilitas yang lebih memadai seperti akses jalan yang luas. Dahulu akses untuk menuju Curug Tilu Leuwi Opat terbilang sulit, hanya jalan setapak saja.

“Tapi kan tetap harus menghasilkan ya untuk bayar pajak dan segala macemnya, makanya si pemilik tanah ini akhirnya berinisiatif membuat wisata karena kebetulan ada sungai di bawah, jadi kaya ‘kenapa kita nggak memanfaatkan aja nih tanahnya’ sekalian untuk menggali potensi yang ada di lahan ini juga,” kata Nur kepada detikTravel, Kamis (9/5/2024).

Nur pun menambahkan setelah bekerja sama dengan pihak lainnya yang memiliki lahan di area kawasan tersebut, dari situlah akses jalan mengalami pemugaran hingga kini bisa dimasuki oleh bus dan juga truk.

Dengan inisiatif dari sang pemilik lahan untuk membuka kawasan usaha, lambat laun perekonomian masyarakat sekitar pun semakin berkembang. Setelah secara bertahap menjadi objek wisata, Curug Tilu Leuwi Opat bukanlah objek wisata yang ambisius, yang melakukan promosi di berbagai medium.

Kawasan ini berkembang dengan organik, dari mulut ke mulut saja. Hingga kini objek wisata yang telah berjalan kurang lebih 17 tahun itu mulai memperlihatkan eksistensinya. Dengan aset yang dimiliki yakni tiga curug dan empat kolam menjadi sebuah destinasi tujuan yang jadi primadona para pengunjung.

Tak kenal maka tak sayang, pemilik kawasan yang awalnya tak memiliki nilai ini adalah Alm. Bapak Ayi Sobari. Beliau lah yang memiliki ide untuk membuat lahan tak berguna ini menjadi tempat pembawa rezeki untuk masyarakat sekitar.

Air terjun di wilayah ini faktanya sangat banyak, jika kamu beranjak dari komplek ini dan berjalan ke arah kiri dari gerbang masuk Curug Tilu Leuwi Opat, kamu akan menemukan area Ciwangun Indah Camp (CIC). Nah ternyata pemilik kawasan ini juga masih satu keluarga dengan Alm. Bapak Ayi Sobari dan sama-sama tak ingin menjualnya ke tangan orang lain.

“Sebenarnya kalo untuk kepemilikannya (CIC) itu sama karena masih satu keluarga. Karena yang tadi saya bilang tanah disini itu adalah tanah turun temurun warisan keluarga. Lebih ke bisnis keluarga jadinya. Si pemilik ini nggak mau kalau tanah yang mereka miliki ini dijual ke orang lain jadi mending dijadikan tempat wisata,” kata Nur.

Nur juga merunutkan mula-mulanya harga tiket yang mereka jual, di tahun awal membuka objek wisata ini harga satu tiket dikenakan biaya Rp 2.500. Terus meningkat menjadi Rp 5.000, dan Rp 10.000 hingga sekarang ini harga satu tiket dijual Rp 15.000.

Dari kenaikan harga ini pun, Nur menjamin bahwa kawasan yang dikelolanya akan berbanding lurus dengan fasilitas yang diberikan. Ia mengungkapkan jangan sampai ketika harga naik tetapi fasilitas area tidak berkembang.

“Itupun dengan catatan setiap kenaikan pasti ada perubahan, kita seperti itu sistemnya. Kita sendiri punya motto ‘Jangan sampai tiket naik, tapi di dalamnya tidak ada apa-apa’ kita juga tidak mau mempromosikan yang tidak ada. Jadi apa yang itu yang dijual,” tegasnya.

Dengan perkembangannya hingga saat ini, Curug Tilu Leuwi Opat sudah bertransformasi menjadi objek wisata yang semakin baik, entah secara pengelolaan ataupun fasilitas yang diberikan. Mulai dari toilet umum yang telah disediakan, mushola, area outbond hingga kawasan river camp atau glamping.

Parkiran yang luas juga sangat menunjang objek wisata ini, puluhan motor bisa masuk dalam kantong parkir yang telah disediakan. Untuk parkiran mobil pun berada di luar, sekitar 15 hingga puluhan mobil bisa terparkir di area ini.


Di bawah sana, terdapat tiga curug yang menampilkan panorama yang indah, di antaranya Curug Kecapi, Curug The Gawir, dan Curug Aseupan. Semua pengunjung di sini banyak yang terpikat oleh keindahan Curug Aseupan, pengunjung silih berganti mengabadikan diri mereka di belakang air terjun ini.

Jalur tracking untuk kawasan ini juga sangat bersahabat karena tak begitu terjal, jadi siapapun yang hadir ke sini tak perlu susah payah untuk bisa menaklukan Curug Tilu Leuwi Opat. Objek wisata ini buka setiap hari mulai dari jam 07.00 hingga 17.00 WIB.

Simak Video “Stup Tomat, Kuliner Segar Dengan Sensasi Manis, Bandung
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version