Rabu, September 25


Badung

Ngopi sambil menikmati pemandangan sawah nan hijau lagi ngetren. Di Bali, kamu bisa menyeruput kopi di Kedai Abian Carik yang jadul ini.

Tempat ngopi bernuansa pedesaan dan jadul pun banyak bermunculan di Bali. Salah satunya kedai kopi Abian Carik.

Baru sebulan lebih dibuka, tempat ini sudah ramai dikunjungi wisatawan, terutama saat sore menjelang malam. Kedai kopi ini berlokasi di tengah sawah Subak Tegan, Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung, Bali.


Traveler bisa menyeruput kopi sembari menikmati hamparan sawah nan asri. Di sekitar kedai kopi itu, ada pula kebun yang ditanami aneka sayur dan tanaman bunga.

Untuk menuju lokasi, pengunjung harus masuk ke jalan subak sepanjang 200 meter ke dalam area persawahan. Kedai dengan pondokan kayu yang dipagari bambu itu akan terlihat dari pinggir jalan. Selanjutnya, pengunjung tinggal menyusuri pematang sawah untuk sampai ke lokasi.

Pemilik kedai sengaja mengusung konsep jadul yang menyatu dengan alam. Bangunannya berupa pondokan kecil berbahan papan kayu yang dihias dengan beragam umbi-umbian dan pisang.

Pondok itu dipakai pengelola untuk menaruh bahan-bahan makanan beserta kopi. Penjaga kedai juga berpenampilan jadul dengan pakaian seadanya serta capil atau topi khas petani di desa-desa.

Meski begitu, pengunjung antusias duduk lesehan beralaskan tikar daun pandan sembari menunggu barista meracik kopi di atas Vespa. Selain kopi, kedai itu juga menjajakan aneka kudapan tradisional. Mulai dari ubi goreng pedas manis, pulung ubi, jagung rebus, hingga pisang goreng. Cocok untuk menemani kopi tubruk.

Orang-orang yang datang ke Abian Carik tak hanya anak muda dari kalangan menengah di Mengwi. Mereka juga datang dari kalangan atas yang rata-rata tinggal di Kota Denpasar.

“Di rumah nggak banyak ada kafe kopi yang benar-benar ada di alam begini,” kata Yanti, salah satu pengunjung asal Denpasar, Senin (16/9).

Pengunjung lainnya, Vani, mengungkapkan tidak sedikit pengelola kedai kopi yang mengusung konsep jualan di tengah sawah. Perempuan asal Yogyakarta itu menyebut banyak kedai kopi dengan konsep serupa di luar Bali.

“Tapi dagang kopi yang jualan di Bali lebih banyaknya tampilan ala resto, mewah. Konsep ini di Bali sebetulnya lebih cocok karena alamnya mendukung,” ujar Vani.

Pemilik kedai, Anak Agung Gde Agung Krisna Semara Putra mengungkapkan konsep kedainya dirancang bagi penikmat kopi yang suka ketenangan.

“Banyak yang tidak menangkap konsep ini sebelumnya. Kedai kopi di sawah memang banyak. Tapi ngopi di tengah kebun yang kebetulan lokasinya di tengah-tengah sawah itu belum banyak,” kata dia.

Agung mengakui kedai kopinya ramai karena pengunjung suka menikmati kopi sambil bersantai. Ia mengeklaim banyak pengunjung yang sengaja datang untuk dapat suasana pedesaan.

“Jadi dari menu makanan yang ada saja kami ingin orang-orang bisa nikmati jajanan jadul. Suasananya dapat, kesannya juga harus pas. Kann sudah nggak banyak yang jual camilan jadul,” sambung Agung.

Kedai kopi Abian Carik buka setiap hari mulai pukul 16.00 Wita. Pengunjung juga bisa ngopi-ngopi asyik di tengah sawah sampai larut malam tanpa perlu khawatir karena pengelola sudah menyediakan lampu penerangan.

——-

Artikel ini telah naik di detikBali.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version