
Jakarta –
Akibat hujan deras mengguyur Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengakibatkan Desa Wisata Wae Rebo kembali di tutup.
Penutupan itu dilakukan usai jalur pendakian menuju Desa Wisata Wae Rebo mengalami tanah longsor.
“Jalan (jalur pendakian) tutup total akibat longsor,” kata Ketua Lembaga Pelestari Budaya Wae Rebo, Mikael Tonso, dikutip dari detikBali, Minggu (23/3/2025).
Mikael mengatakan cuaca ekstrem masih melanda daerah tersebut hingga saat ini. Hujan lebat masih terjadi di Wae Rebo. Desa Wisata Wae Rebo akan dibuka kembali untuk kunjungan wisatawan saat cuaca sudah membaik.
Wae Rebo ditutup untuk aktivitas wisata sejak 18 Januari-9 Maret 2025 akibat cuaca buruk. Terjadi hujan lebat, angin kencang hingga longsor di titik tertentu di ruas jalan menuju Wae Rebo. Kunjungan wisatawan baru dibuka pada 10 Maret lalu.
Wae Rebo berada di pegunungan terpencil di Desa Satar Lenda, Kecamatan Satarmese Barat, Manggarai. Berada di atas ketinggian 1.000 mdpl, Wae Rebo biasa dijuluki surga di atas awan.
Wisatawan harus trekking sejauh lima kilometer (km) untuk sampai di Wae Rebo. Di Wae Rebo terdapat tujuh rumah adat yang menjadi ikon desa wisata tersebut, yakni Mbaru Niang yang berbentuk kerucut.
Wae Rebo juga menawarkan bentang alam yang indah dan budayanya yang unik. Saat tiba di Wae Rebo, wisatawan bisa merasakan keramahtamahan warga di sana.
—–
Artikel ini telah tayang di detikBali.
(upd/upd)