Rabu, Januari 29


Jakarta

Content creator Nadia Tilem membeberkan alasan kenapa nggak lanjut pendidikan di Singapura. Perempuan yang memiliki media sosial @nadiatilem ini sebelumnya menjalani pendidikan di Nanyang Academy of Fine Arts di Singapura.

“Selama satu setengah tahun nggak cocok karena, merasa jurusan seni yang dipilihnya tidak memberikan prospek karier yang jelas,” ungkapnya dalam keterangan yang diterima, Senin (27/1/2025).

Awalnya, Nadia memilih jurusan seni atas keinginan ayahnya yang ingin dirinya menjadi seniman. Namun, setelah menjalani studi, ia menyadari bahwa kualitas pendidikan seni di Singapura lebih unggul dalam fasilitas, tetapi kurang sebanding dengan kualitas pendidikan seni di Indonesia, seperti di Yogyakarta dan Bali.


“Edukasi seni di Singapura ternyata tidak sesuai ekspektasi saya. Meski fasilitasnya bagus, saya merasa kualitasnya masih lebih baik di Indonesia,” ungkap Nadia.

Meski begitu, kreator konten yang memiliki 233 ribu followers ini mengaku tidak sia-sia pernah tinggal di Singapura. Ada pelajaran berharga yang diterima selama menetap di Negeri Singa Putih itu. Lingkungan yang kompetitif mengajarkan dirinya untuk menjadi tegas, sigap, cermat, dan memiliki semangat kompetisi yang sehat.

“Di Singapura, saya belajar tentang pentingnya ketepatan waktu dan efisiensi. Kalau kita janjian pukul 13.00, kita sudah harus tiba pukul 12.30. Itu sangat berbeda dengan budaya di Indonesia yang lebih santai,” ujar Nadia.

Nadia menuturkan tidak punya banyak kesempatan untuk mengikuti kompetisi seni karena kebanyakan hanya terbuka untuk warga lokal. Namun, dari kompetisi entrepreneurship antar perguruan tinggi, Nadia menemukan passion baru dalam dunia marketing.

Perjalanan Menuju Dunia Content Creator

Pulang dari Singapura, Nadia pelan tapi pasti mendalami dunia media sosial dan content creator. Hanya tiga bulan, ia berhasil menghasilkan pendapatan dua digit setiap bulan. Sekarang, pendapatannya sebagai content creator bahkan mencapai angka tiga digit setiap tahun.

“Saya sebenarnya masih menjalani bisnis sendiri, tapi penghasilan dari media sosial jauh lebih besar. Meski begitu, saya tetap tidak membandingkan keduanya, karena keduanya memberikan kepuasan yang berbeda,” tambah Nadia.

Saat menekuni dunia ini, Nadia menjelaskan orang tuanya tidak setuju. Ibu dan ayahnya mau Nadia fokus pendidikan. Meski begitu, Nadia tetap pada pendiriannya.

Nadia Tilem memberikan pesan untuk generasi muda yang sedang fokus dengan impiannya.

“Lakukan saja. Kalian tidak perlu menjadi ahli untuk memulai. Dengan memulai, kalian akan belajar dan merasakan hasilnya sendiri. Jangan biarkan omongan orang menghambat kalian,” pesan Nadia.

“Just do it, dan biarkan hasil yang berbicara,” tutup Nadia.

(wes/mau)

Membagikan
Exit mobile version